PALESTINA—Otoritas Palestina (OP) telah mengecam Israel atas penentangannya terhadap negara Palestina. OP mengatakan rezim Israel memutuskan untuk ‘membunuh’ kemungkinan perdamaian di kawasan itu.
Juru bicara PA Nabil Abu Rudeineh menyatakan penentangannya pada Rabu (24/10/2018). Pernyataan Abu Rudeineh ini sebagai tanggapan terhadap seruan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk “negara minus,” dan “Otonomi plus Palestina di Tepi Barat, dengan Tel Aviv memegang kontrol keamanannya atas wilayah barat Sungai Yordania.
BACA JUGA: AGPS: 3.894 Pengungsi Palestina di Suriah Meninggal Dunia
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita WAFA, Abu Rudeineh mengulangi kembali hak Palestina untuk berdaulat di garis pra-1967.
“Tidak akan ada perdamaian atau keamanan tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur (al-Quds) sebagai ibukotanya di perbatasan 1967,” kata Abu Rudeineh.
Pejabat Palestina itu juga mengecam Israel dan dianggap “Mencari alasan untuk menghindari kewajiban dari proses perdamaian dan resolusi internasional.” Ia memperingatkan bahwa praktik seperti itu akan mengarah pada “lebih banyak kekerasan, ketegangan, kehancuran dan ketidakstabilan.”
Lebih lanjut Abu Rudeineh menekankan bahwa komentar Netanyahu baru-baru ini membuktikan bahwa Israel bertekad untuk menghancurkan peluang perdamaian.
Palestina berusaha untuk menciptakan sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza dan Yerusalem Timur al-Quds sebagai ibu kotanya.
BACA JUGA: Pasukan Israel Curi Organ Tubuh Anak-Anak Palestina
Pada November 2012, Majelis Umum PBB memutuskan untuk meningkatkan status Palestina dari “entitas pengamat non-anggota” menjadi “negara pengamat non-anggota” meskipun ada tentangan kuat dari Israel.
Pada September 2015, bendera nasional Palestina dikibarkan untuk pertama kalinya di markas besar PBB di New York. []
SUMBER: PRESSTV