KETIKA Raja Mesir telah membuktikan kebersihan diri Yusuf dari yang dituduhkan kepadanya serta keamanahannya, sang raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku”
Pada saat para utusan raja itu mendatanginya, Yusuf pun keluar bersamanya. la berdoa bagi penghuni penjara dan menuliskan di balik pintunya, “Ini adalah kuburan orang hidup, rumah
keprihatinan, ujian orang-orang yang jujur, dan kesenangan musuh atas bencana yangmenimpa orang lain.”
BACA JUGA: Lika-liku Nabi Yusuf, Mulai dari Mimpi hingga Jadi Raja
Setelah Yusuf mandi dan mengenakan pakaiannya, ia bersegera menuju sang raja. Ketika sudah sampai di hadapannya dan berbicara dengannya, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya.”
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir)” Lalu raja pun mengangkat Yusuf sebagai bendahara setahun kemudian. Lalu dilimpahkan pula kepadanya kewenangan untuk memberi putusan-putusan dan hukum-hukum yang sudah biasa dijalankan. Selain itu diserahkan pula jabatan kementerian Aziz setelah tuannya itu meninggal dunia. Kemudian setelah itu Yusuf dinikahkan dengan Zulaikha (dikatakan juga bahwa namanya adalah Rael), mantan istri tuannya itu. Pada saat Yusuf As. menemuinya, beliau berkata, “Bukankah ini lebih baik dari apa yang engkau inginkan?” Zulaikha menjawab, ‘Wahai yang terpercaya (kebenarannya), janganlah engkau mengejekku, sesungguhnya aku ini seorang perempuan cantik dan elok di kerajaan maupun di dunia. Suamiku dulu adalah seorang yang tidak dapat menggauli perempuan seningga kamu saat ini mendapatiku masih perawan.” Dari pernikahan ini lahirlah dua orang putra yaitu Efraim dan Manasye.
Sejak Nabi Yusuf bisa menguasai pembendaharaan Mesir, beliau mengajak Raja Rayyan untuk beriman. Sang Raja pun beriman kemudian meninggal dunia. Setelah itu kerajaan Mesir dipegang oleh Qabus bin Mus’ab. Nabi Yusuf as mengajaknya beriman, tetapi ia menolaknya. (lbnul ASir Al-Jazarı, Al-Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1:111-117)
Dari kisah di atas kita mendapatkan nasihat dan pelajaran, yaitu:
BACA JUGA: Jadi Muslim, Yusuf Islam Tinggalkan Atribut Pop Star (3 – Habis)
Nabi Yusuf meminta kepada Raja Mesir agar diberi kepercayaan dalam mengelola
pembendaharaan negara yang berkaitan dengan makanan. Beliau memahami betul
apa yang akan terjadi dan apa yang mesti dilakukan setelah berlalu tujuh tahun
dari musim subur. Hal itu untuk mengantisipasi kondisi masyarakat pada waktu itu dengan rida Allah SWT. Beliau menyampaikan kepada sang raja bahwasannya beliau pandai menjaga sesuatu, amanah, serta mengetahui dan menguasai segala kemaslahatan negara.
Diperbolehkan bagi seseorang untuk meminta jabatan jika ia menyakini benar bahwa dirinya mampu melakukannya dan dapat menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Namun, bagi seseorang yang memang tidak memiliki kemampuan dalam menjaga amanah, meminta jabatan hukumannya terlarang. (Abu Fida Al-Qurasvi. Qisasu’l Anbivā, 1417 H/1977 M: 316). []
SUMBER: AL HARAMAIN