“DUH, betapa nikmatnya beristirahat selepas bekerja keras untuk kepentingan umat,” demikian ucap `Umar bin `Abdul `Aziz malam itu, ketika dia sedang beristirahat di rumah kediamannya, di Damaskus, Suriah.
Ketika sedang asyik bekerja di ruang kerjanya, seorang pelayan perempuan (jariyyah) yang terkenal salihah memasuki ruangannya.
Selepas mengucapkan salam dengan penuh takzim, pelayan perempuan lantas berucap, “Amir Al-Mukminin! Bila engkau berkenan dan malam ini tiada lagi tugas yang harus saya laksanakan, perkenankanlah saya beristirahat.”
BACA JUGA: Ciri-ciri Fisik Umar Bin Abdul Aziz
Sang penguasa itu pun mengizinkan pelayan untuk beristirahat karena tiada lagi tugas yang harus dia laksanakan. Lagi pula, saat itu malam telah larut. Selepas menerima perkenan demikian, pelayan itu lantas menuju mushala. Selepas melaksanakan shalat malam, kantuk segera menyergap dirinya dan lama kemudian dia tertidur lelap.
Ternyata, dalam tidurnya itu dia bermimpi buruk. Begitu terjaga, dia tidak kuasa menahan lelehan air matanya karena teringat mimpi buruknya itu.
Esok harinya, ketika bersua dengan `Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, pelayan perempuan itu pun menuturkan mimpi buruknya, “Amir AI-Mukminin! Demi Allah, dalam mimpi saya semalam, saya melihat sesuatu yang amat mengherankan.”
“Apa itu?” tanya suami Fathimah binti ‘Abdul Malik bin Marwan itu.
“Amir Al-Mukminin,” jawab pelayan dengan suara pelan, “Dalam mimpi itu saya melihat api neraka sedang membara dan melumat para penghuninya. Kemudian al-shirath (titian khusus di Hari Kiamat) didatangkan dan diletakkan di atas neraka.”
“Lantas?” tanya sang penguasa yang adil itu, penasaran dan penuh rasa ingin tahu.
“Saya melihat Amir Al-Mukminin ‘Abdul Malik bin Marwan didatangkan dan diletakkan di atas al-shitth. Ternyata, Amir Al-Mukminin `Abdul Malik hanya kuasa sebentar saja di atas titian, sebelum akhirnya terpeleset dan tercebur langsung ke dalam neraka.”
“Lantas?”
“Kemudian Amir Al-Mukminin Al-Walid bin `Abdul Malik didatangkan dan juga diletakkan di atas Ternyata, seperti halnya ayahandanya, beliau juga hanya kuasa sebentar saja di atas titian itu, sebelum akhirnya terpeleset dan tercebur langsung ke dalam neraka.”
“Lalu?”
BACA JUGA: Ketika Umar bin Abdul Aziz Memecat Gubernur yang Baru Dilantiknya
“Selepas itu, Amir Al-Mukminin Sulaiman bin `Abdul Malik didatangkan dan juga diletakkan di atas al-shirath. Ternyata, seperti halnya ayahanda dan saudaranya, beliau juga hanya kuasa sebentar saja di atas titian itu, sebelum akhirnya terpeleset dan tercebur langsung ke dalam neraka.”
“Lalu?”
“Kemudian, demi Allah, wahai Amir Al-Mukminin, engkau yang didatangkan.”
Belum lagi budak itu usai bercerita, Sang Amir tidak kuasa menahan tubuhnya lagi.
Melihat hal itu, pelayan itu segera mendekatinya dan membisikinya, “Amir Al-Mukminin, saya lihat engkau selamat! Demi Allah, saya lihat engkau selamat!”
Semenjak itu, sang penguasa yang terkenal adil dan bijak itu kian mendekatkan diri kepada Allah Swt. []
Sumber: Para Pemimpin yang Menjaga Amanah: Islamic Golden Stories/Karya: Ahmad Rofi’ Usmani/Pererbit: Bunyan, PT Bentang Pustaka/2016