TAHUKAH Anda, bahwa orang yang telah wafat pun masih bisa merasakan sakit, terutama ketika ia sedang dimandikan? Ya, setelah dicabut nyawa dan terlepaslah ruh dari jasadnya, maka sebelum nantinya dishalatkan dan dimakamkan, ia harus dimandikan terlebih dahulu. Nah, di sini pemandi mayit harus bisa mengerti dan mendengar jeritan dari mayit. Jeritan seperti apa itu?
Diceritakan oleh Aisyah, ketika itu, ia tengah menunggu suaminya Rasulullah ﷺ kembali ke rumah. Ia mengucapkan salam dan kemudian berdiri untuk menyambut sang Nabi kecintaan Allah tersebut.
“Duduklah di tempatmu, tidak usah berdiri wahai Ummul Mukminin,” begitu ucap Rasulullah ﷺ.
Rasulullah ﷺ kemudian turut duduk bersama Aisyah dan kemudian meletakkan kepalanya di pangkuan istrinya tersebut. Aisyah lantas mencari uban pada jenggot Rasulullah dan menemukan 19 helai rambut yang sudah memutih.
Aisyah kemudian berpikir dalam hatinya, “Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku, sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan oleh nabinya.” Maka ia pun menangis sehingga mengalir air matanya jatuh menitis pada wajah baginda Rasulullah.
BACA JUGA: Bagaimana Hukum Menangisi Mayit?
Sadar terkena tetasan air mata istrinya, Rasulullah pun kemudian terbangun dari tidurnya. “Wahai ummul mukminin, apa yang membuatmu menangis? “Tutur Rasulullah.
Aisyah kemudian menceritakan apa yang ia rasakan setelah melihat uban-uban Rasulullah SAW tersebut.
“Tahukah kamu, kondisi apakah yang paling menyusahkan bagi mayit?” Kata Rasulullah ﷺ.
“Tidak ada kondisi yang paling menyusahkan atas diri mayit dari saat keluar dari rumahnya, anak-anak yang ditinggalkan berada di belakangnya, serta menangisinya,” kata Rasulullah.
“Itu memang menyakitkan, tapi masih ada lagi yang jalan pedih dari itu,” sahut Rasulullah ﷺ. “Tidak ada kondisi yang lebih berat atas diri mayit dari saat dia dimasukkan dalam liang lahat dan dikubur dibawah tanah, para kerabat, anak dan istrinya meninggalkannya pulang. Setelah itu datanglah Malaikat Munkar dan Nakir dalam kuburnya,” ujar Aisyah.
Baginda kemudian tersenyum simpul mendengar jawaban istrinya ini. Beliau lantas menjelaskan bahwa sesungguhnya saat yang paling berat bagi mayit adalah ketika datangnya “Tukang Memandikan mayit.”
Pemandi jenazah biasanya akan melepaskan cincin yang dipakai si mayit, melepaskan pakaiannya kemudian memandikannya. Saat itu, ruh akan menjerit kuat dimana suaranya dapat didengar oleh seluruh makhluk kecuali jin dan manusia.
“Apa yang diserukan oleh ruh itu, ya Rasulullah?“ tanya Aisyah.
“Hai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu agar engkau mencopot pakaianku dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku sedang istirahat dari sakitnya pencabutan nyawa dari Malaikat Maut,“ begitu ungkap Rasulullah ﷺ.
Aisyah kemudian semakin penasaran, “Lalu apa yang diserukan lagi oleh ruh?” tanya Aisyah lagi.
“Hai tukang memandikan, demi Allah jangan engkau tuangkan air panas, jangan engkau gunakan air panas dan jangan pula air dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar sebab dicabutnya nyawaku,” papar Rasulullah.
BACA JUGA: Simpan Kemenyan di Bawah Tempat Tidur Jenazah, Bolehkah?
“Lalu ketika dimandikan, apa yang diserukan oleh ruh itu?” tanya Aisyah lagi.
Dan ketika dimandikan, ruh itu berkata,“Demi Allah, hai tukang memandikan, janganlah engkau pegang diriku terlalu kuat, sesungguhnya jasadku masih terluka karena keluarnya nyawa,” tutur Rasulullah ﷺ.
Itulah sakit yang dirasakan oleh mayit. Tentu kita sudah tahu bahwa saat pencabutan nyawa itu rasanya begitu menyakitkan, bahkan Rasulullah ﷺ pun merasakan hal yang sama. Dan bekasnya masih terasa hingga saat dimandikan. Jadi, bagi Anda yang suka memandikan jenazah, dengarlah jeritan ruh. []
SUMBER: INFOYUNIK