MEMBELA dan membantu saudara seiman adalah konsekuensi dari keimanan sejati. Tiada keimanan tanpa ukhuwah, tiada ukhuwah sejati tanpa didasari keimanan yang tulus.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (Qs. 49:10). Ayat ini dimulai dengan kata “innama” yang berfungsi sebagai “adaat al Hashr” atau meia pengkhususan, memberikan pemahaman kepada kita tentang hubungan antara kedua hal yang tidak bisa dipisahkan, yaitu iman dan ukhuwah.
Kata “almu’minuun” di atas dan ayat-ayat lainnya tidak ada yang dibatasi oleh wilayah atau teritorial tertentu. Sehingga sangat mengherankan, jika masih ada manusia atau kelompok yang mengaku beragama Isalam, akan tetapi tidak peduli terhadap kondisi umat Islam di Palestina atau di bumi Allah lainnya dengan alasan kondisi dalam negeri yang sulit atau mengalami krisis atau alasan lainnya. Itu mengindikasikan adanya persepsi yang keliru, seolah-olah Islam dan umat Islam itu hanya dibatasi oleh wilayah tertentu.
Padahal, dalam terminologi Islam sudah jelas bahwa tanah air umat Islam adalah akidahnya. Di mana ada kalimat syahadah berkumandang, di situlah tanah air umat Islam. Bumi Allah adalah luas, tidak sesempit apa yang dipahami oleh penjajah-penjajah yang zalim dan ironisnya diamini oleh sebagian orang-orang yang terjajah, dengan alasan “sebuah realita” yang tidak bisa dipungkiri. Seolah-olah realita adalah satu paradigma yang baku dan abadi, tidak bisa diubah oleh siapapun.
Pembelaan kita terhadap Al-Aqsho, dan perlawanan kita terhadap Yahudi yang merupakan sebuah diskursus keimanan akan semakin bertambah jelas, jika kita menyadari kedudukan Al-Aqsho atau yang sangat mulia di mata umat Islam:
• Al-Quds adalah tempatnya para nabi
• Al-Quds adalah negara yang banyak tempat-tempat yang disucikan termasuk kiblat pertama umat Islam dan saudara dua tanah suci (Makkah dan Madinah).
• Terdapat Masjid Al-Aqsha yang Allah berkati daerah sekelilingnya dan tempat Rasul Allah diisra’kan kepadanya, serta hubungannya dengan Masjid Al-Haram yang tidak bisa dipisahkan, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an.
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” (Qs. 17:1). []