Oleh: Suhartono Soeparwo
initono@outlook.com
DAHULU ketika berhasil mencapai prestasi di kantor, saya mengucapkan terima kasih kepada mantan pimpinan perusahaan, yang telah bekerja di perusahaan lain, atas bantuannya namun jawabannya ketika saya ya kirimkan pesan pribadi adalah ini karena hasil usaha kamu sendiri. Ucapan itu memberikan dampak kepada kepercayaan diri saya.
Dan suatu ketika mantan bawahan saya mencapai prestasi, mereka mengucapkan terima kasih kepada saya. Saya katakan bahwa itu adalah usaha kalian sendiri, meniru perkataan pimpinan saya dulu dan saya berharap ucapan itu akan memberikan dampak kepercayaan diri kepada mereka.
Dan saya kira banyak para motivator yang memberikan semangat seperti itu bahwa kepercayaan diri dimulai dari percaya akan kemampuan pada diri sendiri.
Namun apakah hal ini sesuai ajaran Islam?
BACA JUGA: Pemberian Allah padamu, Waktunya Selalu Tepat
Pemberian Allah, Tidak Ada Sandaran pada Usaha Diri Sendiri
Mari kita lihat sisi-sisi lain bagaimana Islam melihat ini. Bagi seorang muslim yang telah bersyahadat, sangat tidak baik menyandarkan usaha hanya kepada diri sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh Qarun ketika diminta memberikan zakat yang dinukil di dalam Al-Quran bahwasanya dia enggan membagikan kekayaannya dan bahwasannya kekayaan didapatkannya hanya semata-mata karena ilmu yang ada padanya dan kemudian Allah tenggelamkan Qarun bersama kekayaannya ke dasar bumi karena kesombongannya.
“Dia (Qarun) berkata, ‘Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” (QS Al Qashash: 78)
Qarun menganggap bahwa apa yang didapatkannya hanya karena ilmu yang ada padanya dan menolak campur tangan Allah dalam proses mendapatkannya.
Pemberian Allah, Manusia Ingat hanya ketika Ditimpa Bencana
Al Quran menyebutkan bahwa kebanyakan manusia meminta tolong kepada Allah atau hanya ingat kepada Allah pada saat mereka tertimpa bencana seperti ketika berlayar di laut kemudian dilanda bencana badai dan terombang ambing di laut tanpa harapan.
Tidak kurang dari enam ayat di dalam Al Quran yang menyebutkan bahwa manusia berdoa dengan khusyuk ketika berada di tengah laut dan dihantam badai, namun setelah itu mereka diselamatkan oleh Allah dan sampai di darat maka seketika mereka kembali menyekutukan Allah.
Ada satu ayat dimana Allah menyebutkan secara jelas bahwa mereka yang selamat dari bencana dan setelah mendapat nikmat maka yang diucapkan adalah mereka mendapatkan nikmat hanyalah karena karena kepintarannya sendiri dan menafikan campur tangan Allah.
Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS AzZumar: 49)
Pemberian Allah, Allah Benci pada Qarun
Allah sangat membenci terhadap apa yang diucapkan oleh Qarun dan juga terhadap apa yang diucapkan oleh seorang yang selamat dari bencana namun menisbahkan kenikmatan yang didapatkannya hanya karena kepintaran dirinya sendiri tanpa campur tangan Allah.
BACA JUGA: Belajarlah Menyukai Apa yang Allah SWT Beri
Lalu apa yang seharusnya diucapkan? Di surat al-Kahfi, Allah menceritakan dimana ada dua orang yang keduanya mempunyai kebun anggur yang berbuah lebat dan mengalir sungai di celah kedua kebun tersebut.
Salah satu pemilik kebun menzolimi dirinya sendiri dengan mengucapkan ucapan yang tidak jauh berbeda dari yang diucapkan oleh Qarun, sedangkan pemilik kebun yang mukmin mengajarkan temannya agar mengucapkan do’a yang seharusnya diucapkan oleh orang yang mendapatkan keberkahan.
Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan, ”Masya Allah, la quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah, sekalipun engkau anggap harta dan keturunanku lebih sedikit daripadamu.” (QS Al Kahfi 39)
Pemberian Allah, Ketika Mendapatkan Keberkahan
Di dalam surah Al-Kahfi diberitahukan bahwa seharusnya diucapkan ketika mendapatkan keberkahan yaitu membaca ”Masya Allah, la quwwata illa billah” (Sungguh, atas kehendak Allah, semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Ucapan ini menisbahkan semua kebaikan terjadi karena atas kehendak Allah.
Oleh karena itu, kita pun dilarang mengucapkan besok aku akan mengerjakan sesuatu kecuali dengan mengatakan insya Allah (atas izin Allah)
BACA JUGA: Inilah Sebaik-baik Rezeki Pemberian Allah SWT
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: “Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi kecuali (dengan menyebut): “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini” (QS: Al-Kahfi 22-23)
Pemberian Allah, Atas Izin Allah
Bagi seorang Muslim tidak ada yang terjadi di dunia ini kecuali dengan izin Allah.
Ketika kita selamat dari suatu marabahaya kita sudah sepantasnya bersyukur kepada Allah, kembali kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Itulah jalan yang benar karena tidak ada yang terjadi di muka bumi kecuali dengan izin Allah. Allahu Akbar… []