TIBA-TIBA dibunuhnya Rahib yang berdiri di hadapannya. 100 nyawa kini genap telah dilenyapkan lelaki ini.
“Tanggung!” begitu barang kali gumamnya.
Kini dia makin penasaran, adakah yang bisa menghibur dirinya bahwa dosa-dosanya bisa diampuni. Ditemuinya orang paling alim seantero jagat sesuai petunjuk orang-orang.
BACA JUGA: Keadaan Umat Rasulullah ketika Digiring Malaikat Menuju Neraka
“Aku telah membunuh 100 orang, mungkinkah dosa-dosaku diampuni?”tak sabar dia bertanya kepada alim hebat itu. Akankah jawabannya sama seperti si Rahib, dosanya terlalu besar untuk dimaafkan.
“Allah swt bisa mengampunimu, tapi… ” jawaban berbeda sepertinya akan didapatkan pembunuh ini. Dia tak sabar mendengar apa syarat pengampunannya.
”Kamu harus keluar dari kampungmu yang penuh maksiat itu. Kamu harus pindah ke kampung lain yang penuh kebaikan. Di sana ada seorang alim. Temuilah! ”papar sang alim hebat tersebut tentang syarat yang harus dipenuhinya.
Bergegaslah lelaki itu berkemas hendak pergi menuju kampung yang diisyaratkan sang alim bijak tadi. Sekian mil perjalanan telah di tempuhnya. Belum separuh jarak dia tempuh, tiba-tiba entah karena sebab apa dia meninggal di perjalanan.
Alam langit dibuat sibuk. Dua malaikat pencatat amal baik dan buruk berseteru. “Neraka tempatnya. Dia berlumuran dosa besar dan belum taubat,” pencatat amal buruk berargumen.
“O, tidak. Dia pantas mendapat surga. Dia sudah berniat dan berangkat untuk taubat, ”pencatat amal baik membela lelaki pembunuh ini.
Demi melerai debat dua malaikat ini, dikirimlah malaikat ketiga dalam rupa manusia.”Biar keputusanya adil, kita ukur saja ke tempat mana tubuh lelaki ini lebih dekat. Apakah ke kampung asalnya. Atau ke kampung taubat tujuannya.”malaikat ketiga tawarkan solusi.
BACA JUGA: Dua Perkara yang Diajarkan Malaikat Jibril kepada Rasulullah
Lalu dari posisi tubuh lelaki pembunuh yang telah meninggal itu, diukurlah jarak ke kedua kampung tersebut.
Ada skenario yang tidak diketahui para malaikat itu. Allah dekatkan sedemikian rupa jarak tubuh pembunuh itu ke kampung taubat yang ditujunya. Allah geser bumi sehingga jarak yang sebenarnya lebih dekat ke kampung asal menjadi terbalik.
“Ternyata, tubuh lelaki ini lebih dekat ke kampung yang ditujunya untuk bertaubat. Dia diampuni. Surga baginya.” Malaikat ketiga umumkan hasil perhitungannya. []
Sumber : Syarah Sahih Muslim
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaji