PEMIMPIN Myanmar Aung San Suu Kyi telah menjalin hubungan yang semakin menjauh dengan organisasi kemanusiaan di negara Asia tersebut. Pemerintahannya menuduh pekerja bantuan kemanusiaan yang datang pekan lalu membantu “teroris” dan pro-Rohingya. Demikian dilansir oleh The Guardian, Senin (4/9/2017).
Lebih dari 100.000 warga Rohingya yang tinggal di kamp pengungsi di Rakhine sejak tahun 2012 juga berhenti menerima bantuan karena, kekerasan antara Muslim dan Budha memaksa mereka keluar dari rumah mereka.
Para pekerja dilaporkan menolak untuk melakukan pengiriman ke kamp karena mereka takut akan amuk warga lokal yang sedang memuncak. Hal itu menghambat mereka ketika sedang bekerja di lapangan.
Pihak berwenang Myanmar juga menolak akses staf internasional dengan memegang persetujuan visa sementara siapapun yang hendak masuk negara itu. []
Redaktur: Muhammad Ramdan