AMERIKA SERIKAT–Ruhel Islam, seorang pengusaha muslim pemilik restoran di Amerika Serikat, menjadi salah seorang yang terkena dampak demonstrasi baru-baru ini. Namun, apa yang kemudian dilakukannya sangat menginspirasi.
Seperti diketahui, selain pandemi Covid-19, Amerika sedang diguncang demonstrasi besar-besaran memprotes kekerasan dan pembunuhan George Floyd. Warga kulit hitam itu menjadi korban kebringasan polisi kulit putih AS. Kematiannya viral di media dan menyulut kemarahan warga.
Aksi protes terkait isu rasisme ini berlangsung di puluhan negara bagian AS selama sepekan terakhir.
Demonstrasi tersebut disertai aksi perusakan dan penjarahan sehingga bisnis-bisnis lokal turut dirugikan akibat aksi itu. Salah satu yang merasakannya adalah Ruhel Islam.
BACA JUGA: Polisi AS yang Bunuh George Floyd Didakwa Pembunuhan Tingkat Dua
Ruhel berimigrasi ke AS 24 tahun yang lalu. Dia membangun bisnis restoran bernama Ghandi Mahal. Dia tak menyangka, pada Jumat (29/5/2020) pagi dirinya dikejutkan kabar bahwa bisnis keluarga yang sudah dibangunnya itu dihancurkan.
Namun, apa yang dia lakukan setelahnya, lebih mengejutkan. Times of India melaporkan, ketika putrinya, Hafsa Islam, mengabarkan peristiwa pahit itu, dia hanya menimpalinya dengan satu pernyataan: “Biarkan gedung saya terbakar. Keadilan perlu dilayani dan para petugas itu perlu dipenjara.”
“Kita dapat membangun kembali sebuah bangunan, tetapi kita tidak dapat membangun kembali manusia,” kata Ruhul Islam, 42. “Masyarakat masih di sini, dan kita dapat bekerja sama untuk membangun kembali.”
Selama aksi protes, Hafsa mengatakan keluarga mengubah restoran mereka menjadi tempat yang aman bagi pengunjuk rasa yang terluka yang membutuhkan bantuan.
“Kami khawatir tentang bisnis, tentu saja, tetapi kami lebih khawatir tentang para demonstran,” katanya kepada CNN.
“Selama hari Selasa dan Rabu kami menerima ratusan orang yang terluka. Pada Kamis malam, rasanya terlalu berbahaya untuk berada di sana,” sambungnya.
Meskipun kehilangan bisnis mereka, Hafsa mengatakan mereka mendukung para pemrotes dan perjuangan mereka.
“Ini bukan tentang bisnis, ini tentang kita. Ini tentang George Floyd dan semua orang yang hidupnya diambil secara salah karena kebrutalan polisi. Kami memperjuangkan keadilan dalam sistem yang tidak adil,” tegasnya.
Kematian George Floyd mendapat sorotan dari berbagai kalangan karena dinilai sebagai bentuk rasisme kesekian kalinya di AS.
Jaylani Hussein, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam di Minnesota, mengatakan kelompoknya bekerja sama dengan organisasi-organisasi hak sipil lainnya, mengadakan rapat umum dan pawai di pusat kota Minnesota, Kamis.
“Kita semua kesakitan saat menyaksikan kota kita terbakar. Namun, para pemimpin kami masih menolak untuk mengakui bahwa kerusuhan ini terjadi karena kegagalan mereka untuk segera menangkap dan menuntut keempat perwira yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd, ”katanya dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke About Islam.
“Di mana tidak ada keadilan, tidak akan ada kedamaian. Kami membutuhkan gubernur untuk memberdayakan jaksa agung negara bagian untuk mengajukan tuntutan terhadap tiga perwira yang tersisa, yang harus ditahan tanpa jaminan sambil menunggu persidangan.”
BACA JUGA: Rekam Video George Floyd saat Ditindih Polisi, Remaja Ini Alami Trauma dan Ketakutan
“Keadilan tertunda adalah keadilan ditolak. Supremasi kulit putih, anarkis, dan aktor jahat lainnya adalah satu-satunya yang diuntungkan oleh kekacauan akibat tertundanya keadilan.” demikian pernyataan dia.
Komunitas muslim AS, CAIR-Minnesota, juga menyerukan penangkapan semua petugas kepolisian Minneapolis yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd.
Tuntutan itu datang setelah penangkapan Derek Chauvin, petugas yang terlihat di video berlutut di leher Floyd. []
SUMBER: ABOUT ISLAM | CNN | TIMES OF INDIA