ISTANBUL—Turki menggelar pemilihan presiden dan anggota parlemen baru dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Ahad (24/6/2018). Pemilihan kali ini dinilai oleh banyak pihak sebagai tantangan terberat bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dan partai AKP-nya sejak berkuasa satu setengah dekade lalu.
Erdogan yang merupakan salah satu pemimpin paling berpengaruh di Turki dalam beberapa tahun terakhir dalam pemilihan umum ini akan menghadapi calon presiden dari Partai Rakyat Republikan (CPR) yang beraliran sekuler, Muharrem Ince. Penampilan Ince selama kampanyenya dipandang telah berhasil menumbuhkan harapan dan menyatukan kubu oposisi yang selama ini terpecah dan melemah.
BACA JUGA: Maher Zain Rilis Lagu Baru Persembahan untuk Erdogan
Dalam kampanyenya yang dihadiri sedikitnya satu juta orang di Istanbul pada Sabtu, Ince berjanji untuk mengubah apa yang dia dan partai oposisi lihat sebagai pergeseran ke arah pemerintahan otoriter di bawah kekuasaan Erdogan.
“Jika Erdogan menang, ponsel Anda akan terus didengarkan … Ketakutan akan terus berkuasa … Jika Ince menang, pengadilan akan independen,” ujar Ince.
Selain Ince dan Erdogan, kandidat lain yang maju dalam pemilihan presiden kali ini di antaranya adalah pimpinan Partai Demokrasi Kurdi (HDP), Selahattin Demirtas yang kini berada di dalam penjara. Jika HDP melebihi ambang batas 10 persen suara yang diperlukan untuk memasuki parlemen, akan lebih sulit bagi AKP untuk mendapatkan suara mayoritas.
BACA JUGA: Sebut Erdogan Diktator, Majalah Prancis Ini Picu Kemarahan Turki
Jajak pendapat menunjukkan Erdogan akan gagal mengunci kemenangannya dalam satu putaran. Namun, dia diperkirakan akan tetap memenangi putaran kedua pada yang rencananya digelar pada 8 Juli. Partai AKP yang berkuasa diprediksi akan kehilangan posisi mayoritasnya di parlemen yang mungkin akan meningkatkan ketegangan antara presiden dengan parlemen pada pemerintahan mendatang. []
SUMBER: REUTERS