SEBAGAI seorang pemimpin tentu harus memiliki kriteria khusus. Kriteria ini ada sesuai dengan apa yang ada dalam peraturan dari setiap negara. Jadi, setiap negara memiliki kriteria seorang pemimpin yang berbeda-beda. Namun, yang menyamakannya adalah kriteria pemimpin dalam Islam. Apa sajakah itu?
Sebagai seorang pemimpin yang mengaku seorang Muslim, maka ia harus memiliki 9 kriteria pemimpin dalam Islam, berikut ini:
1. Beriman dan beramal shaleh
Iman berarti percaya adanya Allah SWT yang menciptakan dirinya. Dan ia yakin bahwa Allah selalu memperhatikan gerak geriknya. Dengan begitu, orang yang beriman mampu menjaga akhlak atau perliakunya yang mengarah pada kebaikan. Karena segala sesuatu yang ia lakukan, semata-mata hanya untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Ia pun akan senantiasa melakukan amal shaleh, sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
2. Niat yang lurus
Niat apa yang Anda pikirkan sebagai seorang pemimpin? Nah, dalam Islam niat itu harus pasti dan jelas. Niat yang lurus adalah satu-satunya niat yang dikatakan sangat baik. Maksudnya, niat lurus itu berarti niat yang mengarah pada kebaikan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Tentu salah satu niat yang baik ialah mensejahterakan rakyat atau menghapuskan penderitaan orang lain dengan kedudukan yang ia miliki. Niat yang lurus ini merupakan tanggung jawab dan beban yang besar.
BACA JUGA:Â Salman Al-Farisi, Pemimpin yang Bersahaja
3. Tidak meminta jabatan
Dalam hadis riwayat al-Bukhari dikatakan bahwa dalam menduduki kedudukan sebagai pemimpin itu tidaklah dengan cara memintanya. Hal inilah yang dilakukan oleh khalifah Islam sepeninggal Rasulullah SAW. Dari mulai Abu Bakar as Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, jabatannya menjadi pemimpin bukan karena mereka menginginkannya, melainkan kepercayaan rakyat pada mereka, hingga rakyat menunjuk mereka sebagai pemimpin rakyat.
Bahkan ketika mendapatkan jabatan tersebut, Abu Bakar menangis. Mengapa? Karena ia mengetahui bahwa tanggung jawab yang ia pegang itu sangatlah berat. Ia harus mampu mempertanggung jawabkan kepemimpinannya, baik pada rakyat yang dipimpinnya maupun kepada Allah SWT.
Lain halnya dengan masa kini. Banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, ia sendiri tak mengetahui, berapa kadar kualitas dirinya. Ada orang yang memiliki kualitas diri yang baik, yang sudah memenuhi kriteria sebagai seorang pemimpin, tapi ia tidak mau mencalonkan dirinya sebagai pemimpin. Tapi, ada pula orang yang memiliki kualitas diri yang tidak begitu baik, yang belum termasuk dalam kriteria sebagai seorang pemimpin, ia malah bersemangat mencalonkan dirinya sebagai seorang pemimpin.
Itulah mengapa kita sering terjebak dalam memilih pemimpin. Orang yang terlihat baik bagi kita ternyata belum tentu ia baik. Tapi, orang yang terlihat biasa bagi kita, belum tentu pula ia memiliki kualitas yang rendah. Oleh sebab itulah, kita harus lebih cerdas lagi dalam memilih. Kalau pun Anda ingin mencalonkan diri sebagai pemimpin, maka intropeksi diri terlebih dahulu, apakah Anda pantas menyandang jabatan itu?
4. Berpegang pada hukum Allah
Sudah dapat dipastikan bahwa orang yang berpegang teguh pada hukum Allah, akan senantiasa berada pada jalan kebaikan dan kebenaran. Karena segala ketentuan yang datangnya dari Allah, pasti memberikan jalan keselamatan.
5. Memutuskan perkara dengan adil
Seseorang yang bersikap adil, ia akan mampu menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Ia tidak akan memilah dan memilih orang yang harus mentaati perintahnya. Ia akan menghukum orang yang berbuat salah atau melanggar dari kebijakan yang ia buat, sekali pun orang tersebut adalah kerabat dekatnya. Dan ia akan berlaku baik pada siapa pun, termasuk pada rakyat biasa yang mentaati aturan yang dibuat.
BACA JUGA:Â Para Pemimpin Najran Menyembunyikan Nama Rasulullah dari Kitab Mereka
6. Menasehati rakyat
Inilah salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Nasehat harus disampaikan kepada rakyat agar ia memahami dan mengerti apa yang harus mereka lakukan dan tidak untuk dilakukan. Rasulullah SAW pun sering melakukan ini pada para jamaahnya. Baik itu ketika telah melaksanakan shalat, maupun ketika sedang berada di majlis ilmu.
7. Tidak menerima hadiah
Kedudukan sebagai seorang pemimpin, bukanlah kesempatan yang baik untuk mendapat sesuatu yang lebih dari rakyat. Melainkan pemimpin itulah yang harus memberi pada rakyat, baik berupa materi maupun lainnya. Jika ada salah seorang rakyat yang memberi hadiah pada pemimpin, itu patut untuk dicurigai. Mengapa? Karena, boleh jadi ia memiliki maksud tertentu yang ingin ia dapatkan dari seorang pemimpin, yang ia rasa akan lebih mudah untuk memperolehnya.
Itulah kriteria pemimpin dalam Islam. Sudahkah pemimpin kita memiliki salah satu dari 9 kriteria tersebut? Anda sendiri yang menilainya. []
Sumber: Disarikan dari Helmi Azis, Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam DR KHEZ Muttaqien Purwakarta