BEKASI—Sekira 300 pengajar Alquran Kota Bekasi telah meminta pemerintah agar memerhatikan nasib mereka. Ratusan guru ngaji yang tergabung dalam Lembaga Pembinaan dan Pembinaan Al-Quran (LPPA) Kota Bekasi meminta perhatian pemerintah setempat untuk memperoleh insentif.
“Honor kami masih pas-pasan, bahkan masih banyak yang kerja secara sukarela tanpa bayaran. Karena itu kami meminta perhatian dari pemerintah,” kata Ketua LPPA Kota Bekasi AF Basyunie kepada Antara, Ahad (29/10/2017).
Menurut Basyunie, mayoritas pengajar Alquran harus rela mendapatkan honor kerja berkisar Rp200 – Rp300 ribu per bulan.
Basyunie mengatakan, di Kota Bekasi ada sekira 100 lembaga PPA yang aktif menyediakan media belajar Alquran secara membaca, menulis, mengartikan sampai menafsirkan bacaan. Pendidikan ini, kata Basyunie, menyasar mulai anak usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga umum.
Namun lembaga pendidikan tersebut baru beroperasional dengan sukarela, sebab sebagian gurunya hidup dari donasi para kaum dermawan.
“Kalau pun tidak dalam bentuk uang insentif, setidaknya perhatian pemerintah pada biaya operasional lembaga Alquran yang ada,” katanya.
Secara terpisah, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, pihaknya akan mengutus Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) dan Kesejahteraan Sosial untuk merumuskan hal ini.
Bila memungkinkan, kata dia, pihaknya akan bekerja sama dengan LPPA agar harapan mereka terpenuhi pada 2018.
“Harusnya urusan ini memang ke Kementerian Agama, tapi karena yang diajarkan ilmu Alquran adalah orang Bekasi, jadi wajar kalau kesejahteraannya kami perhatikan,” katanya.
Menurut Rahmat, keuangan daerah setempat memungkinkan untuk memberi insentif sebesar Rp1 juta kepada para pengajar ilmu agama Islam. []