BANDUNG–Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) meminta agar seluruh pihak terkait dan masyarakat untuk serius menanggapi kasus HIV/AIDS yang kini semakin mengkhawatirkan. Bahkan Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menyebut bahwa masalah HIV/AIDS sudah masuk ke masalah sosial, bukan hanya masalah kesehatan.
“Karena dari tahun ke tahun kasusnya bertambah dan juga ini sudah merambah ke desa. Di beberapa daerah di Jabar banyak yang desanya sudah terkena,” ujar Uu kepada wartawan usai membuka Pertemuaan Koordinasi Penguatan Kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) se-Jawa Barat di Gedung Sate, Senin (24/6/2019).
BACA JUGA: Di Yogyakarta, PNS Lebih Banyak Terjangkit HIV-AIDS daripada Sopir
Menurut Uu, HIV/AIDS berdampak sosial karena kalau masyarakat tahu ada tetangganya yang terkena penyakit HIV/AIDS maka penilainnya berbeda. Bahkan, sikap yang diberikan masyarakat pada ODHA membuat sering membuat yang punya penyakit tersebut menjadi minder.
“Oleh karena itu, kami ingin penyelesaian zero AIDS di Jabar bukan hanya dilakukan oleh pemerintah tapi harus bergandengan dengan para ulama, ustadz dan ustadzah, para guru tingkat SLTA,” katanya.
Menurut Uu, peran ulama diperlukan karena memiliki pengetahuan tentang ukhrowi jadi bisa menyampaikan tentang hal itu. Sementara kalau kesehatan tentang dampak negatif oleh Dinas Kesehatan dan kebijakan oleh pemerintah.
“Jadi harus bersama-sama. Para kepala daerah harus konsen supaya gayung bersambut. Jadi smua daerah bergerak,” katanya.
BACA JUGA: Generasi Terpapar HIV/Aids: Korban Budaya Permisif
Uu mengakui, memang dengan ulama belum ada penandatanganan kesepakatan secara resmi. Namun, pemerintah bisa bekerja dengan MUI yang merupakan mitra pemerintah.
“Bahkan dalam mencegah HIV/AIDS ini harus dilibatkan tokoh-tokoh agama yang lainnya juga agar HIV/AIDS tak ada di Jabar,” katanya. []
SUMBER: REPUBLIKA