SEBANYAK 35 pemuda Aceh mengikuti kursus ketrampilan produktif di Kampus Akademi Dakwah Indonesia (ADI) Aceh Besar, Rabu (18/1). Mereka belajar teori dan praktek beternak Lele Sangkuriang dan membuat tempe serta susu kedelai.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh LAZIS Dewan Dakwah bersama Dewan Dakwah Provinsi Aceh.
Berlangsung di Komplek Markaz Dewan Dakwah di Gampong Rumpet, Kec Krueng Barona Jaya, Kab Aceh Besar, kursus menghadirkan narasumber Haji Darmin dan Ustadz Muhammad Firdaus.
Sudarmin adalah pengusaha sukses Lele Sangkuriang dari Wonodadi, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Ia sekaligus Ketua Dewan Dakwah Kubu Raya.
Sedang Firdaus Ketua LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir, Tambun, Bekasi.
Para peserta berasal dari Pemuda Dewan Dakwah, mahasiswa ADI Aceh, dan pemuda dari Kabupaten Pidie Jaya yang merupakan korban bencana gempa tempo hari.
Direktur ADI Aceh Dr Muhammad AR Med menjelaskan, kursus ini merupakan upaya meningkatkan kapasitas pemuda Serambi Mekah khususnya calon da’i. Sebab, katanya, dakwah tidak cukup hanya dengan lisan. “Seperti kata pepatah Arab: Lisanul hal afshahu min lisanil maqal, atau artinya aksi nyata lebih efektif ketimbang perkataan semata,” ujarnya.
Produk susu kedelai dipilih karena Pidie Jaya merupakan salah satu kabupaten sentra kedelai di Provinsi Aceh sejak tahun 1990-an. Adapun lele, lantaran untuk Banda Aceh saja kebutuhannya sekitar 40 ton per bulan tetapi peternak lokal hanya mampu memasok sekira 10 ton dan selebihnya didatangkan dari Sumatera Utara.
Akademi Dakwah Indonesia Aceh didirikan 23 Agustus 2014. Pada Juli 2016, ADI Aceh mewisuda 10 lulusan angkatan perdananya. Para alumni selanjutnya menjadi dai di daerah perbatasan yang membutuhkan pembinaan masyarakat. []