Oleh : Hijrah Assalam
hijrahassalam@gmail.com
APAPUN yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya disebut dengan amal. Terlepas itu amal baik ataupun buruk. Usia adalah waktu dimana amal itu terjadi. Satu pikiran, satu ucapan dan satu perbuatan semuanya adalah amal.
Pemuda adalah waktu yang dikaruniakan oleh Allah SWT antara anak-anak hingga dewasa yang didalamnya akan kita akan menggebu-gebu dalam mencari jati diri kita untuk kelak kita menghadapi masa depan. Pemuda dengan segala dayanya mempunyai banyak waktu luang karena memang belum mempunyai tanggungungan.
BACA JUGA: Waktu, antara Luang dan Sempit
Begitu pentingnya masa muda ini hingga ia menjadi salah satu hal yang akan ditanyakan pada saat hari kiamat seperti hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. Dalam Hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan kepada kita bahwasanya, kelak di hari kiamat setiap Bani Adam (manusia) akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala mengenai 5 (lima) perkara, dan salah satunya adalah masa muda kita. Maka dari itu sudah sepantasnya kita memperhatikan bagaimana masa muda kita.
Dengan waktu luang yang kita miliki sebagai pemuda, banyak aktivitas yang bisa kita lakukan. Dari mulai yang bermanfaat seperti belajar, berolahraga, berdiskusi, berorganisasi.
Atau mungkin hanya dilalui dengan hal-hal yang kosong tak bermakna sepeti bermain game, scroll instagram berjam-jam, sampai yang negatif seperti ghibah dan yang lainnya. Dengan banyaknya waktu luang ini potensi amal baik dan buruk yang sama besarnya ini bisa menjadi keberuntungan atau bahkan ancaman bagi yang tidak bisa memanfaatkannya dengan baik.
Sampai Rasulullah pun menasehati kita dengan jelas, seperti yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam pernah menasehati seseorang,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara
(1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
(2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
(3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
(4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
(5) Hidupmu sebelum datang matimu.”
BACA JUGA: Waktu Sisa
Dengan jelas, perkara pertama yang Rasulullah nasehatkan adalah masa muda kita sebelum masa tua kita. Waktu begitu cepat bergulir, sekali terlewatkan, maka tidak akan pernah dapat kembali. Silakan bertanya kepada orang-orang yang sudah tua, apakah mereka merasa sudah tua, pasti mereka juga akan merasakan waktu ini begitu cepat berlalu. Pasti mereka akan menyampaikan baru kemarin rasanya, belum-belum sudah setua ini.
Dengan nasihat diatas sudah sepantasnya kita memberikan perhatian khusus kepada seluruh kegiatan kita, karena sekali terlewat, tidak akan pernah kembali lagi. Manfaatkan waktu sebaik mungkin, capai pencapaian terbaik dalam hidupmu, gapai mimpimu raih masa depan terbaik. Pastikan diakhirat kelak kita tidak menyesal karena tidak memanfaatkan waktu dengan baik.
Terakhir, dalam kitab Al Jawaabul Kaafi karya Ibnul Qayyim disebutkan bahwa Imam Syafi’i pernah mendapatkan pelajaran dari orang sufi. Inti nasihat tersebut terdiri dari dua penggalan kalimat berikut:
الوقت كالسيف فإن قطعته وإلا قطعك، ونفسك إن لم تشغلها بالحق وإلا شغلتك بالباطل
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.”
Semoga kita semua dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, dengan amal terbaik, pencapaian terbaik, dan kelak mendapatkan jannah dari Allah SWT. []