Oleh: Rafly Alkantara
Mahasiswa
rafliallatif234@gmail.com
COBALAH saat ini Anda ketikkan kata “Timur Tengah” di mesin pencari Google, maka mesin pencari buatan Amerika tersebut akan menampilkan seberondong berita tentang keadaan Timur Tengah saat ini. Perang dan konflik seakan tak mau berhenti menyiksa negeri-negeri yang mayoritas penduduk muslim tersebut. Mulai dari konflik Israel dan Palestina yang sudah terjadi selama 60 tahun, konflik Mesir, konflik Suriah, perang Irak, perang Taliban, ISIS, dan Syiah. Di saat kita melihat saudara kita sesama Muslim tersiksa dalam perang dan teror, seberapa besar andil kita untuk membantu mereka?
Di Palestina, remaja bahkan anak-anak sudah berjihad secara fisik melawan para tentara Israel. Di Taliban, anak-anak usia SD dengan kerelaan hati berperang melawan musuh-musuh Allah. Tentara Hamas, pelindung Masjidil Aqsa rata-rata sudah menghafal 5 juz. Bagaimana dengan kita? Di depan umum berteriak jihad dan amar ma’ruf nahi munkar tetapi nyatanya masih ngiler di atas kasur saat azan subuh. Sudah merasa sepadan dengan mereka yang berjuang di Timur Tengah? Tentu tidak.
BACA JUGA: Kenali 11 Pemuda Islam Terbaik Sepanjang Sejarah
Di Indonesia sendiri, paham-paham yang tak sesuai dengan Islam sudah merasuk di sekitar kita. Mulai Jaringan Islam Liberal (JIL), Atheisme, sampai Komunisme yang sedang hangat-hangatnya. Lebih parahnya lagi, remaja kadang bersikap acuh. Jujur saja, JIL adalah paham yang paling berbahaya dan pemikiran mereka sangat jauh dari Islam.
Liberalisme adalah gerakan politik mencakup pandangan kuno dan modern yang menjamin kebebasan individual dan kepemilikan privat sebagai tujuan dari pemerintahan. Cirinya melindungi hak untuk bertentangan dari dalil atau pengajaran agama, atau menetapkan kewenangan dalam masalah politik atau agama. (http://en.wikipedia.org/wiki/Liberalism). Padahal kita sebagai umat Islam yang sudah dituntunkan peraturan yang menjamin keselamatan, kenapa masih tersesat dalam sesuatu yang kita menyadarinya sebuah kesalahan.
Ketidak pedulian para remaja Islam saat ini tidak terlepas dari keberhasilan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) yang dilakukan oleh para aktivis JIL dan sekutunya. Di antara bentuk Ghazwul Fikri antara lain, mengarahkan opini kepada gerakan kebebasan wanita (emansipasi wanita). Mereka berusaha menampakkan wanita Barat dalam sosok penampilan maju dan modern. Namun menampakkan wanita Islam dalam sosok yang kolot dan terbelakang, gerakan kesetaraan gender, mengkritik sistem dalam Islam dalam perkara hijab, poligami dan talak serta `pencitraan buruk atau membangun opini buruk tentang Islam.
BACA JUGA: Era Industri 4.0: Dakwah Alokatif Pemuda Islam
Sekarang sudah jelas bagaimana bahayanya paham-paham yang menyesatkan umat Islam tersebut. Lantas bagaimana dengan kita? Masihkan kita terus berdiam diri melihat seluruh keadaan di atas. Masihkah kita berdiam diri saat melihat saudara kita di Timur Tengah memerlukan bantuan? Apakah harus mengunggu perang tersebut sampai melukai umat Islam, atau malah menginginkan konflik, dan teror tersebut sampai ke negeri kita? Nauzubillah. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.