Oleh : Mohamad Darril Hermawan
UNS
darrilhermawan@gmail.com
SEMAKIN maraknya komunitas sosial yang muncul dan beradu eksistensi menggenapkan peran pemuda di era ini. Fenomena ini akan sering kita jumpai didalam kampus, dimana tempat ini adalah salah satu tempat yang merepresentasikan kegiatan pemuda, tepatnya adalah -pemuda intelektual- Mahasiswa. Dunia memang berubah, dan perubahan terbesar bisa kita ukur dengan mellihat kegiataan pemuda yang sedang nge-tren.
Dulu, kegiatan pemuda dikampus identik dengan organisasi kemahasiswaan atau yang biasa disebut UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Mulai dari UKM yang memiliki ranah kedalam politik seperti BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), lalu UKM yang memiliki ranah dakwah seperti LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) dan LDK (Lembaga Dakwah Kampus), UKM yang condong pada karya ilmiah mahasiswa, sampai kepada UKM yang bernuansa olahraga, seperti futsal, voli, basket, mapala, dll.
Mereka sangat antusias dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap UKM yang mereka ikuti. Dan dengannya, mereka benar benar mengaktualisasi diri mereka. Menempa diri mereka menjadi jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Namun bagaimana dengan mahasiswa saat ini? Ketika kita melihat banyaknya komunitas yang mencuat dipermukaan, dan kebanyakan diinisiasi oleh mahasiswa itu sendiri. Mereka berbondong-bondong menyuarakan kepentingan masyarakat, mereka bergerak dalam ranah sosial masyarakat. Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian, kita melihat salah satu langkah konkret yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membangun bangsa ini. Mereka masuk dalam sektor-sektor yang mungkin jarang dilihat. Bahkan oleh pemerintah sekalipun.
Ini sebuah hal yang menarik, yang mungkin akan sangat berketerbalikan dengan apa yang terjadi di era 90an. Ketika banyak kita lihat mahasiswa lebih berfokus pada peningkatan mutu diri dan mencari atau bertahan di zona nyaman mereka.
Kini kita melihat banyak mahasiswa yang kemudian keluar dari zona nyaman mereka, dengan mengikuti berbagai kegiatan yang bisa dibilang keluar dari jalur mereka. Betapa banyak kemudian anak Fakultas Hukum yang terjun kemasyarakat, betapa tertariknya mahasiswa teknik dalam mengadvokasi masyarakat. Dan masih banyak contoh lain yang dapat kita jumpai. Tentu ini sebuah hal yang menarik ketika kita mengetahui apa yang menjadi landasan mereka dalam bergerak, apa motivasi terbesar mereka untuk kemudian menyebutkan diri di bidang ini.
Ketika kita berpacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Muhammad Faisal di Youth Laboratory, dia menyatakan bahwa telah terjadi pergeseran prioritas dan pandangan dikalangan remaja. Khususnya mahasiswa, bahwa mereka lebih tertarik pada kegiatan yang bersifat komunal. Mereka lebih mementingkan perkumpulan dan bahu-mambahu untuk orang lain, bahkan hanya untuk sekedar nongkrong dan ngopi bareng.
Mungkin inilah yang menjadi landasan terkuat mereka berpijak untuk tetap konsisten berjuang di masyarakat, terlebih melihat maraknya kampanye yang disuarakan bahwa mereka membutuhkan kita! mereka benar-benar membutuhkan uluran dan niat baik kita. Mungkin tidak lebih dari hiburan untuk si kecil, tapi inilah yang mereka resahkan, ketika para anak kecil mulai dirampas haknya. Hak mereka untuk mengenyam pendidikan, hak mereka untuk bermain, bahkan hak mereka untuk sekadar tertawa bersama.
Mungkin dengan ini kita bisa sedikit membaca zaman, bahwa kejayaan bangsa ini akan segera tiba, namun kita tetap harus waspada. Bahwa mereka yang berniat buruk untuk kepentingan mereka sendiri tidak lebih sedikit dari pada mereka yang benar-benar memperjuangkan hak-hak rakyat. Maka ingatlah sekali lagi, bahwa pahlawan bukanlah mereka yang memiliki segala mukjizat yang dengannya mereka menyelesaikan masalah kemudian menghilang, namun mereka yang membangun kerja-kerja kecil kemudian konsisten untuk bersama sama menuju kemenangan yang besar. Itulah pemuda harapan bangsa! []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.