Oleh: Dwi Agustina Djati, S.S
Pemerhati Masalah Remaja
Ta’rif Pemuda
Menurut bahasa Pemuda adalah seorang laki-laki atau perempuan yang sudah mencapai tahap dewasa. Frase yang paling sering didengar adalah pemuda harapan bangsa. Pemuda yang baik tentunya akan senantiasa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi unggul dan mandiri untuk melaksanakan tugas mulia. Menurut KBBI Pemuda adalah laki-laki, Remaja, teruna, orang yang masih muda. Sedang menurut WHO, Pemuda adalah seseorang yang berusia 10-24 tahun, usia 10-19 disebut dengan remaja.
Menurut Koentjoroningrat, Pemuda adalah seseorang yang berada dalam siklus kehidupan manusia, dimana fase tersebut bisa ke arah perkembangan dan perubahan. Menurut Taufik Abdullah, Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
BACA JUGA: Refleksi Hari Sumpah Pemuda: Pemuda Islam Era Milenial
Pemuda/Syabâb (jamak dari syâb[un]) dalam Bahasa Arab sejatinya merujuk pada sosok muda secara fisik. Badannya segar-bugar. Tenaganya besar. Tekad dan kemauannya kuat. Semangatnya membara. Harapan dan cita-citanya menjulang tinggi. Singkat kata, syabâb tentu identik dengan al-quwwah (kekuatan).
Allah berfirman dalam Qur’an Surat Yunus ayat 83 yang artinya: “Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir’aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas. ”
Dari semua definisi tersebut bisa disimpulkan bahwa Pemuda adalah orang muda laki-laki atau perempuan yang memiliki kekuatan, harapan, perubahan dan cita cita tinggi untuk memperjuangankannya dalam suatu komunitas masyarakat tertentu.
Karakter Pemuda Islam
Pertama, pemuda yang selalu menyeru kepada alhaq (kebenaran)
”Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.” (QS Al-A’raf [7]: 181).
Kedua, mereka mencintai Allah dan Allah pun mencintai mereka
”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah [5]: 54).
Ketiga, mereka saling melindungi dan saling mengingatkan satu sama lain serta taat menjalankan ajaran agama
”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS At-Taubah [9]: 71).
Keempat, mereka adalah pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Allah berfirman, ”(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian.” (QS Ar-Ra’d [13]: 20).
Kelima, mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban dengan jiwa dan harta mereka untuk kepentingan Islam. ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS Al-Hujurat [49]: 15).
BACA JUGA: Hari Sumpah Pemuda, Ini Fakta-Faktanya
Keenam, pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah dan hatinya senantiasa terpaut dengan masjid
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wassallam bersabda, ”Ada tujuh (7) golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya, (yaitu): pemimpin yang adil, pemuda yang (tumbuh) selalu beribadah kepada Allah, orang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, orang laki-laki yang senantiasa mengingat Allah (berdzikir kepada-Nya) dalam keseharian sampai air matanya mengalirkan, orang laki-laki yang diajak seorang wanita yang mulia lagi cantik lalu ia berkata, ”Aku takut kepada Allah yang menguasai seluruh alam”, dan orang laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikan (amal) sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan tangan kanannya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Enam karakter ini jika melekat dalam diri para pemuda muslim akan menentukan Maju mundurnya Bangsa. Jika pemudanya memiliki jiwa yang maju, jiwa besar, dan jiwa kepemimpinan, maka Bangsa itu koakan maju, besar dan mampu memimpin peradaban dunia. Sebaliknya, jika pemudanya menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, apalagi bertentangan dengan nilai-nilai agama, seperti mabuk-mabukan, tawuran, pornografi, dan pornoaksi, maka masa depan bangsa itu akan suram.
Pemuda Pembangun Peradaban Mulia
Menurut Ibn Khaldun secara etimologis Peradaban didefinisikan sebagai al-Hadarah yang sama artinya dengan civilization dalam bahasa Inggris mengenai perkembangan sebuah Negara dan masa pemerintahannya. Peradaban merupakan kebudayaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimana kebudayaan tersebut tidak hanya berpengaruh di daerah asalnya, tapi juga mempengaruhi daerah-daerah lain yang menjadikan kebudayaan tersebut berkembang. Jadi Peradaban Islam itu lahir dari perjalanan yang sangat panjang dan kekuatan yang sangat dahsyat (the long processes and the massive forces), di mana bangsa-bangsa hebat yang aslinya bermacam-macam dan berbeda-beda telah diikat oleh satu visi, satu misi, satu tradisi, dan satu jalan hidup. (Prof.Arberry).
Pemuda Islam adalah harapan dalam membangun kembali peradaban yang hilang sejak tahun 1924 setelah dirintis oleh Rasulullah SAW dan para sahabat di Madinah Munawarah. Sebagai pemuda harapan maka sudah seharusnya pemuda islam merebut kembali peradaban yang hilang dari tangan kaum muslimin.
BACA JUGA: Sumpah Pemuda; Pemuda Islam sebagai Prototipe
Tidak bisa dipungkiri saat ini Barat lah pemegang peradaban tersebut. Tata pemerintahan menggunakan demokrasi, tata pergaulan menggunakan budaya permisive, tata pakaian Barat menjadi trend setter fashion bahkan untuk berhijab sekalipun. Tata kuliner pesta perkawinan pun menggunakan cara cara barat. Belum lagi berbagai ajang menyanyi dan menari semuanya berpusat ke barat. Apalagi sumber keilmuan.
Pemuda baik muslim dan muslimah harus menampilkan identitas kemuslimannya tanpa takut dianggap ‘ndeso’, tanpa rasa rendah diri apalagi rasa kalah. Harus memahami kembali tsaqofah islam yang benar. Salam Peradaban. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.