Oleh: YuyunH2I
“Sudah cukup! Jangan kau bacakan lagi kepada mereka sesuatu yang tabu bagi mereka,” minta para sahabat kepada Abdullah Bin Mas’ud.
ABDULLAH Bin Mas’ud atau Ibnu Mas’ud adalah sosok pemuda miskin yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Dia rela dipukuli oleh kaum Quraisy sampai babak-belur karna tetap meneruskan bacaan Alqurannya sampai batas yang dikehendaki Allah. Ia termasuk Ashabikunal Awalun, kelompok pertama penerima kenabian Muhammad SAW.
Ia bahkan meminta akan menghadapi lagi musuh-musuh Allah itu. Kalau para sahabat menghendakinya.
Soal harta, ia papa. Perawakannya kecil, pendek dan kurus. Hingga tinggi badannya tidak jauh berbeda dengan orang yang sedang duduk. Ukuran tubuhnya seumpama tubuh burung merpati karena Kedua betisnya kecil tidak berdaging. Jangan tanyakan pengaruhnya di tengah umat, derajatnya jauh di bawah. Tapi sebagai gantinya Allah limpahkan dan karuniakan limpahan ilmu pengetahuan, kemuliaan serta ketetapan yang menampilkan sebagai seorang tokoh yang terkemuka dalam sejarah kemanusiaan.
Sungguh, pandangan Rasulullah terhadap masa depannya tidak akan pernah meleset. Ia akan menjadi pemuda terpelajar. Ia telah menghapal 70 surat Alquran yang langsung didengarnya dari Rasulullah. Allah memberinya anugrah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawanya dalam mengumandangkan Alquran secara terang-terangan. Dianugrahkan bakat istimewa dalam membawakan bacaan Alquran dan memahami arti dan maksudnya.
Sebelumnya ia melewati barisan pemuka Quraisy dengan tertunduk. Tapi ketika sudah masuk Islam, ia berani tampil di depan majlis para bangsawan di sisi ka’bah dan mengumandangkan bacaan Alquran dengan suaranya yang merdu. Hingga membangkitkan perhatian orang yang mendengarnya. Sementara para pemuka Quraisy terpesona seolah-olah tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya.
Orang pertama yang membacakan Qur’an di mekah setelah Rasulullah adalah Ibnu Mas’ud. Sejak lama Rasulullah menyukai bacaan Al-quran dari lisan Ibnu mas’ud. Sampai Rasulullah memanggil dan memintanya untuk membacakan Alquran.
“Dan bagaimanakah keadaan orang kafir nanti, jika kami mendatangkan seorang Rasul dari setiap umat kami mendatangkan engkau Muhamad sebagai saksi atas mereka. Pada hari itu, orang kafir dan yang mendurhakai Rasul (Muhamad), berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau hancur luluh menjadi tanah) padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apapun dari Allah. (An-Nisa: 41-42).
Alquran yang dibacakan oleh Ibnu Mas’ud membuat Rasulullah tidak dapat menahan tangisnya. Air mata beliau menetes. Bacaan dengan suara yang begitu merdu, indah, meresap kedalam kalbu sampai Rasulullah memberikan isyarat dengan tangan untuk menghentikan bacaannya.
Keistimewaannya telah diakui oleh para sahabat. Kedalaman ilmu fiqihnya sangat memukau. Keunggulan dalam Alquran terutama saat membacakannya begitu merdu. Ia sosok yang paling dekat dengan Allah. Ia orang kepercayaan Rasulullah tempat untuk menyampaikan keluhan dan mempercayakan rahasia, hingga ia diberi gelar “sahabat kegelapan” (pemegang Rahasia).
Ia telah diizinkan untuk masuk ke rumah Rasulullah bebas dari tabir. Bebas untuk ia keluar masuk, pintunya senantiasa terbuka lebar baginya, siang dan malam. Ibnu Mas’ud tidak ingin berpisah dengan Rasulullah baik ketika beliau mukim maupun sedang dalam bepergian. Ia telah turut mengambil bagian dalam setiap peperangan.
Itulah gambaran sosok pertama yang mengumandangkan Alquran dengan suaranya yang merdu. Dengan kondisi fisik yang lemah, tak berharta juga jabatan tapi tidak menyurutkan niatnya untuk ambil andil di jalan dakwah. Ikut menyebarkan dan membela Islam. Seseorang yang mendapat petunjuk dari Allah, mendapatkan gemblengan dari Rasulullah dan memperoleh tuntunan dari Alquran. []
Referensi: “Biografi 60 sahabat Nabi” karya Khalid Muhammad Khalid