JAKARTA—Kurangnya pemahaman umat beragama terhadap agamanya secara paripurna, dapat mengakibatkan munculnya perilaku intoleransi. Namun tidak ada agama yang dapat disalahkan atas tindakan intoleransi itu.
“Yang salah itu umatnya yang belum menghayati, jangan salahkan agamanya,” kata Ketua Umum Niciren Syosyu Indonesia (NSI) Suhadi Sendjaja di Universitas Muhammadiyah Jakarta, lansir Republika, Selasa (21/3/2017).
Semua agama pasti mengajarkan kebaikan pagi setiap penganutnya, itu dapat dijadikan pegangan dalam menjalani kehidupan. Atas hal itu, Suhadi yang merupakan pemuka Buddhha meyakini semua agama mengharapkan adanya sebuah kebaikan yang bisa diterapkan kepada semua orang.
Kesalahan pola pikir dalam memahami agama, itu menjadi tanggung jawab semua. Karena setiap agama, lanjut Suhadi, menginginkan keselamatan bagi semesta alam—termasuk Islam.
“Teroris itu bukan Islam, Islam itu inginkan keselamatan bagi seluruh alam semesta yaitu rahmatan lil alamin itu,” ujar Suhadi.
Terkait penerapan ajaran agama yang dinilai berbeda satu sama lain, Suhadi mengatakan, baik Siddharta, Yesus, dan Nabi Muhammad SAW, hadir ke dunia ini untuk mengubah suasana yang tadinya kacau menjadi tidak kacau. Itu yang harus jadi konstruksi berpikir umat beragama guna menjalani hidup.
“Agama bukan sumber perusakan, tapi sumber kekuatan untuk menerapkan toleransi,” kata Suhadi. []