Oleh: Hilmi Ikhwan Syarofi
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
DENGAN adanya hadis yang memberikan kabar gembira akan penaklukan konstantinopel serta kemuliaan Islam dan kaum muslimin yang akan didapatkan oleh pasukan yang melakukan penaklukan tersebut. Membuat Al-Fatih menjadi sangat kuat tekatnya untuk menaklukan kota tersebut.Dalam penaklukan ini, sang pemimpin menyumbangkan ide-idenya, yang sebagian idenya kurang begitu masuk akal, yaitu dengan mengubah permukaan tanah menjadi laut, dan menyebrangkan kapal-kapalnya, diatas puncak bukit sebagai pengganti gelombang lautan.
Konstantinopel termasuk kota yang sangat kuat dan tokoh perlindungannya. Dengan menara dan benteng-bentengnya yang tinggi sehingga tampak begitu menonjol dari segala penjuru. Konstantinopel juga di kelilingi perairan laut di ketiga arahnya yaitu Teluk Bosporus , Laut Marmara dan Teluk Tanduk Emas. Perlindungan konstantinopel itu terdiri dari hal-hal yaitu Kota tersebut adalah berbentuk segitiga, dua sisinya dikelilingi air laut, dan sisi yang ketiga dilapisi dua pagar benteng dan dua parit air. Di luar kedua pagar tersebut terdapat sebuah parit air yang lebarnya 60 kaki dan kedalaman 10 meter. Pagar pertama ketinggianya 25 kaki dan keebalannya 10 meter. Pagar kedua ketinggiannya 40 kaki, dan pagar ini memiliki beberapa menara penjagaan yang tingginnya masing-masing adalah 60 kaki, kemudian ketebalannya tembok pagar mencapai 15 meter. Kota ini dari arah laut dan di jaga oleh 400 kapal.
Pada persiapan penaklukan, Muhammad Al-Fatih menjalankan beberapa langkah yang mengagumkan, sebagai pembuka untuk menakhlukan kota tersebut. Yaitu berupa pembangunan benteng Roumli Hishar yangterletak di bagian Eropa pada teluk Bosporus. Imperium Byzantium menghalangi pembangunan tersebut dengan menjanjikan beberapa pemberian. Namun Al-Fatih bersikeras untuk terus membangun benteng itu, hingga akhirnya dua benteng berdiri tegak dengan mencapai ketinggian 82 meter, yang saling berhadapan, jaraknya dari benteng satu ke benteng dua mencapai 660 meter. Kedua benteng bertujuan untuk mengawasi penyebrangan kapal antar sisi Timur Bosporus menuju bagian baratnya, kedua benteng itu terdapat peluru meriam yang mana bila dikeluarkan bisa menahan barbagai kapal.
Al-Fatih juga memberikan perhatian khusus dalam pengumpulan senjata-senjata untuk menakhlukan konstantinopel. Salah satunya yang perlu diketahui yaitu dalam pembuatan meriam terbesar sepajang sejarah, hingga Al-Fatih mendatangkan seseorang bernama Ourban yang sangat ahli dalam pembuatan meriam. Kemudian Ourban berhasil merancang dan menciptakan beberapa meriam terbesar, yang konon meriam tersebut baratnya mencapai ratusan ton dan membutuhkan 100 ekor banteng untuk menarikya. Ditambah lagi upaya keras terhadap armada laut Utsmani, dimana ia berusaha memperkuatnya dan membekalinnya dengan berbagai model kapal. Telah dicatat armada laut ini kurang lebih mencapai 400 kapal laut.
Sebelum melakukan penyerangan Al-Fatih melakukan berbagai perjanjian dan perdamaian terhadap musuh-musuh yang berselisih, supaya bisa fokus menghadapi konstantinopel, karena pada saat itu musuh Al-Fatih tidak hanya konstantinopel, misalnya megadakan perjanjian damai dengan keajaan Goltic yang terletak disebelah timurnya konstantinopel. Kemudian juga melakukan perjanjian damai dengan Genoa, dan beberapa kerajan kecil Eropa. Namun semua perjanjian itu tidak dijalankan ketika penyerangan benar-benar dilaksanakan terhadap konstantinopel. Disebabkan persamaan ideologi mereka dengan Kaum Kristen.
Melihat kekuatan konstantinopel sangat besar, Al-Fatih pun terus berusaha mencari kelemahan-kelemahannya , karena , puluhan upaya militer sebelumnya untuk menembus kontstantinopel belum pernah berhasil termasuk 11 diantaranya dilakukan kaum muslimin. Al-Fatih perlahan-lahan melakukan perataan jalan untuk di buat jalur penarikan meriam-meriam raksasa yang akan di tujukan ke konstantinopel, penjagaan dalam penarikan meriam sangatlah ketat, penarikan tersebut di pimpin langsung oleh Muhammad Al-Fatih sendiri, perjalanan tersebut menempuh waktu hingga dua bulan.
Setelah sampai di konstantinopel, Al-Fatih mengumpulkan pasukannya yang berjumlah kurang lebih 250.000 prajurit, kemudian Al-Fatih menyampaikan kuthbah guna mendorong pasukannya untuk berjihad merebut kemenangan atau mati dalam keadaan syahid dan membacakan ayat-ayat al-Qur’an untuk mendorong pasukannya untuk maju, ditambah lagi dengan menyebutkan Hadis yang memberikan kabar gembira akan penakhlukan konstantinopel serta kemuliaan Islam dan kaum muslimin yang akan didapatkan oleh pasukan yang melakukan penakhlukan tersebut.
Pada hari berikutnya Al-Fatih membagi pasukannya, mereka dibagi menjadi tiga bagian pokok supaya pengepungan terhadap konstantinopel itu kuat dari segala penjuru, Alfatih juga mempersiapkan pasukan alteratif untuk berjaga-jaga di belakang pasukan utama dan memasang meriam-meriam didepan pagar-pagar itu, yang paling dahsat yaitu meriam raksasa sultan yang dipasang di depan pintu thop kapi. armada kapal laut utsmani juga
tersebar di kota tersebut, tapi pada laut di pasangi rantai besar sehingga menghambat perjalanan kapal, hanya saja mereka belum berhasil mencapai Teluk Tanduk Emas, namun armada laut utsmani mampu menguasai pulau-pulau yang berada di laut Marmara.
Pasukan Byzantium mengerahkan segenap upaya untuk melindungi konstantinopel, sementara dari pasukan Utsmani terus mengadakan perlawanan terhadap kota itu, meriam-meriam utsmani mulai di tembakkan di berbagai titik sehingga membuat pasukan Byzantium mulai kocar-kacir, bahkan berhasil menjebol beberapa pagar yang mengelilingi kota itu, tapi pasukan Byzantium langsung menutup kembali pagar itu. Pasukan bantuanpun mulai berdatangan guna untuk melindungi konstantinopel antara lain yaitu salibis dari Eropa, Genoa yag terdiri dari 5 kapal laut, Gustanian, yang didampingi oleh 700 petempur sukarela, bantuan tersebut berpengaruh besar dalam penjagaannya,dengan mengangkat Gustanian sebagai panglima umum.
Kemudian dengan berjalannyan waktu pemikiran emas Al-Fatih muncul yaitu dengan memindahkan kapal-kapal dari tempat berlabuhnya menuju Teluk Tanduk Emas dengan melalui jalan darat yang erletak antara dua pelabuhan demi menjauhi benteng Galota. Mendengar pemikiran Al-Fatih panglima pun langsung menyetujuinya dan mengaguminya. Dimulailah perataan tanah dan menaruh kayu-kayu kemudian di olesi dengan minyak dan lemak, lalu kapal-kapal pun langsung di tarik, ada bagian yang sulit yaitu pada bagian yang terjal dan meninggi, namun sumuanya dapat di laluinya, kemudian kapal-kapal tersebut berhasil sampai ke Teluk Tanduk Emas.
Pasukan Utsmani kembali menggunakan cara yang mengagumkan dalam upaya untuk masuk kedalam kota, yaitu dengan membuat terowongan yang menuju kearah kota. Tetapi pasukan Byzantium mendengar suara bergemuruh yang berada di bawah tanah kemudian pasukannya juga ikut menggali hingga bertemunya pasukan Utsmani dan Pasukan Byzantium, lau pasukan Byzantium menyiramkan minyak ke tempat itu kemudian membakarnya. Akibatnya banyak dari mereka mengalami sesak napas dan ada juga hingga terbakar. Kegagalan itu tidak menyurutkan tujuan awalnya, Kemudian dari pasukan Utsman melakukan penggalian kembali tetapi pada jalur berbeda sehingga sampai pada kota.
Pasukan Utsmani kembali lagi membuat metode baru untuk menghancurkan konstanti nopel yaitu dengan membuat benteng kayu yang besar dan tinggi yang dapat bergerak dan terdiri dari tiga tingkat, yang diisi oleh para pemanah yang siap melontarkan anak panahnya. Kemudian Muhammad Al-Fatih sangat yakin bahwa sebentar lagi konstantinopel akan jatuh, lalu Al-Fatih mengirim surat ke Byzantium untuk menyerahkan kota tersebut tanpa adanya pertumpahan darah lagi. Tapi Byzantium masih bersikeras untuk tidak menyerahkan konstantinopel.
Setelah Al-Fatih mengetahui bahwa byzantium tidak mau menyerahkan kota itu, persiapan pun dilakukan oleh Al-Fatih untuk melakukan penyerangan secara besar-besaran, tepat pada 29 Mei 1453 M, dimulailah penyerangan tersebut, meriam-meriam mulai di serangkan lagi, yang membuat pasukan Byzantium kocar-kacir. Akhirnya peperangan itu dimenangkan pasukan Utsamani. Kemudian Al-Fatih masuk ke konstantinopel dan menuju ke Gereja Aya Sophia, Disanalah banyak sekali orang-orang yang masih tetap berdo’a, kemudian Al-Fatih mendekati orang-orang tersebut dan meminta supaya bisa kembali kerumahnya masing-masing dengan aman, Setelah melihat toleransi Al-Fatih mereka langsung keluar bahkan menyatakan keIslamannya.
Di Gereja itu Al-Fatih menunaikan shalat Ashar, Setelah itu Al-Fatih memerintahkan agar Gereja itu diubah menjadi masjid, agar semuanya disiapkan supaya pada hari jum’at bisa dibuat untuk ibadah jum’atan pertama di situ, memang boleh saja merubah Gereja menjadi Masjid, karena Negri tersebut di takhlukan secara paksa dan penakhlukan secara itu mempunyai hukum tersendiri dalam syari’at islam. Kemudian kota Romawi itu ditakhukan, dan usia Al-Fatih saat itu adalah 25 tahun. Semuanya telah melewati pengepungan selama 50 hari. []
Referensi : MUNYAWI, Syaikh Ramzi Al-Muhammad al-Fatih : penaklukan konstantinopel. Pustaka al Kautsar, Jakarta, 2012 xii, 274 hlm. : 21cm.