JAKARTA–Penasihat Presiden Palestina, Mamoud Alhabbash, menyampaikan risalah dari bangsa Palestina untuk umat Islam dan segenap rakyat Indonesia secara khusus serta dunia internasional pada umumnya.
Risalah tersebut dia sampaikan dalam Webinar Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
BACA JUGA: Pemerintah RI Kucurkan Dana Bantuan Rp36,5 M untuk Palestina
Mahmoud menyampaikan pula salam dan apresiasi setinggi-tingginya Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk MUI dan segenap rakyat Indonesia yang tak henti-hentinya menyuarakan perlawanan penjajahan Israel terhadap Palestina.
“Atas nama Al-Quds dan warga Al-Quds, kami mengajak umat Islam Indonesia, dan dunia Islam, memang ini persoalan kami di level awal tetapi ini juga urusan kalian, mari bergerak bersama dan lakukan kewajiban kalian, yang digariskan Rasulullah ketika berbicara soal Al-Quds dan Baitul Maqdis, ‘Datangi Al-Aqsa dan sholatlah di dalamnya.’ Hendaknya satukan tangan dan agama, untuk Palestina dan Al-Quds karena dia bagian dari akidah. Tetapi siapa yang tidak bisa datang ke Al-Quds agar hendaknya memberi bantuan materiil, kita sekarang berada dalam blokade, impitan dari berbagai negara, kita tidak bisa mendapatkan mainan untuk anak-anak kita, tapi itu tidaklah penting, kita akan gigih, tak akan mengalah untuk palestina dan akan tetap demikan, hingga datang ketetapan Allah, yaitu kemenangan, tetapi kalian dan segenap umat Islam Indonesia dan dunia, ulurkan tangan untuk Palestina dan berdiri di belakang kami, bersama kita dengan akal kalian, bantuan kalian, materi dan spiritual, agar Palestina berada selalu di hati umat Islam, kami percaya kalian dan umat Islam tak akan menyepelekan kewajibannya terhadap palestina,” ujar Alhabbash yang juga berprofesi sebagai hakim tersebut.
BACA JUGA: Palestina Hilang di Google Maps versi Terbaru
Alhabbash juga mengajak dunia internasional melakukan aksi nyata melawan aneksasi Israel terhadap Tepi Barat dan menghentikan pendudukan dan penjajahan, lalu mewujudkan Palestina merdeka sesuai batas 1967 dengan kemedekaan penuh atas Yerusalem Timur, sesuai dengan hukum internasional dan ketetapan PBB.
“Ini adalah jalan perdamaian sesungguhnya, kami masih tetap terbuka untuk damai tetapi perdamaian atas dasar keadilan. Tidak atas dasar aneksasi, atau Kesepakatan Abad Ini (the deal of century) yang kita tolak, dan ditentang umat Islam karena memberikan Israel Al-Quds, tempat tersuci umat Islam dan Kristen,” ungkapnya. []
SUMBER: MUI