TENTANG penciptaan jin dan kisah syetan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, [1]
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman [55]: 14-16)
Allah berfirman, [2]
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr [19]: 26-27)
Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, Al Hasan dan lainnya berkata, (maksud dari) “dari nyala api” mereka berkata, “Dari titik puncak nyala api.” Dalam sebuah riwayat, “Bagian api yang paling murni dan paling bagus.” [3] Melalui jalur Az-Zuhri, dari Urwah, dari Aisyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, sementara jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim. [4]
BACA JUGA: Tempat-tempat Tinggal Jin dan Setan
Banyak dari ahli tafsir mengatakan bahwa jin diciptakan sebelum diciptakannya Adam ‘alaihissalam. Sebelum mereka di bumi terdapat jin [5] dan al bin [6] lalu Allah memberikan kekuasaan kepada kaum jin di atas mereka. Hingga akhirnya mereka (para jin) membunuh mereka (al binn). mengusir mereka dari bumi, lalu mereka berdiam di sana dan tinggal di dalamnya, disebabkan apa yang telah mereka perbuat.
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Iblis itu bukanlah bagian daripada Malaikat sedikitpun, akan tetapi dia merupakan bagian daripada jin, sebagaimana Adam bagian daripada manusia.” [7] Syahr bin Hausyab dan yang lainnya berkata, “Iblis berasal dari golongan jin, yang mana malaikat mengusir mereka, lalu sebagian dari mereka menawannya dan membawanya ke langit. Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. [8]
Mereka berkata: Ketika Allah hendak menciptakan Adam untuk ditempatkan di bumi bersamaan dengan keluarga serta keturunannya setelahnya, dan menggambar jasadnya darinya (yaitu tanah) maka Iblis -dia adalah pemimpin bangsa jin dan dia merupakan bangsa jin yang paling banyak beribadah pada saat itu, namanya adalah Azazil-. Ketika dia melihatnya kosong, maka dia mengetahui bahwa dia adalah sebuah ciptaan yang tidak dapat mengendalikan diri, dia berkata, “Jika aku diberikan kekuasaan di atas kamu maka aku akan membinasakanmu, namun apabila kamu diberikan kekuasaan di atas diriku maka aku akan bermaksiat padamu.”
Ketika Allah meniupkan ruh ke dalam tubuh Adam, dan memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada-Nya, maka masuklah iblis dengan rasa irinya yang amat besar kepada Adam, dia enggan bersujud kepada-Nya, lalu berkata, “Aku lebih baik darinya, engkau telah menciptakanku dari api sedangkan dia dari tanah.” Dia melanggar perintah Allah, bahkan menentang-Nya. Dia berbuat kesalahan dalam perkataannya, dia menjauh dari rahmat Allah, hingga akhirnya dia diturunkan dari kedudukannya yang telah dia terima selama ini dikarenakan ibadahnya. Pada awalnya dia serupa dengan para malaikat, meski dia bukanlah dari bangsa mereka; karena dia terbuat dari api, sementara para malaikat dari cahaya. Namun, karena Iblis berkhianat pada Tuhan-Nya, akhirnya dia dikembalikan kepada asalnya, yaitu api.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud semuanya. Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir.” (QS. Shaad [38}: 73-74)) [9]
Dan firman Allah Ta’ala, [10]
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ ۗ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ ۚ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلًا
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi [18]: 50)
Kemudian diturunkan derajat iblis dari yang paling tinggi, dan diharamkan baginya untuk tinggal di Surga yang kemudian diturunkan ke bumi dalam keadaan tercela, hina dan binasa, serta mendapat ancaman Neraka bagi siapa saja yang ikut dengannya dari golongan jin dan manusia. Namun, dengan segala usaha dan upayanya dia berjanji akan menyesatkan keturunan Adam dengan berbagai cara dan tipu daya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, [11]
“Dia (iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil” (Allah berfirman): “Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan perdayakanlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka. Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu sebagai Penjaga”. (QS. Al-Israa’ [17]: 62-65)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: [12] “Dan (ingatlah). ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud.’ Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama, kecuali iblis. Ia enggan ikut bersama-sama (malaikat) yang sujud itu. Allah berfirman, ‘Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?’ Iblis berkata, ‘Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk’. Allah berfirman, ‘Keluarlah dari surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk. Dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari kiamat’. Iblis berkata, ‘Ya Tuhanku. (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan’. Allah berfirman, ‘(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan’. Iblis berkata, ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis diantara mereka’. Allah berfirman, ‘Ini adalah jalan yang lurus; kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syetan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr [15]: 28-44)
Allah Ta’ala berfirman,
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya”. (QS. Al-A’raf [7]: 16-18)
BACA JUGA: 9 Cara Melindungi Diri dari Gangguan Jin (1)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
اِلَّا مَنْ تَا بَ وَاٰ مَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًـا فَاُ ولٰٓئِكَ يُبَدِّلُ اللّٰهُ سَيِّاٰتِهِمْ حَسَنٰتٍ ۗ وَكَا نَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan 25: Ayat 70)
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ وَعِزَّتِكَ يَا رَبِّ لَا أَبْرَحُ أُغْوِي عِبَادَكَ مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ قَالَ الرَّبُّ وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ مَا اسْتَغْفَرُونِي
Sesungguhnya setan berkata, “Demi kemuliaan-Mu wahai Rabb, aku senantiasa akan menggelincirkan hamba-hamba-Mu selama ruh mereka masih ada di dalam jasad-jasad mereka,” maka Rabb berfirman, “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku akan senantiasa mengampuni mereka selama mereka meminta ampun kepada-Ku” (HR. Ahmad no. 10807; hadis hasan menurut Imam Ibnu Hajar Al-’Asqalani).
Allahu A’lam. []
Sumber referensi utama:
Katsir, Ibnu. 2013. Al Bidayah wa An-Nihayah Jilid 1. Jakarta: Pustaka Azzam. (dengan beberapa penambahan -pen)
Catatan kaki:
[1] At-Tafsir (7/467)
[2] At-Tafsir (4/451)
[3] Tafsir Ath-Thabari (28/126, 127)
[4] HR. Muslim (2996)
[5] Mereka adalah jin yang lemah dan yang paling rendah di antara bangsa jin lainnya.
[6] Lih. Mar’ah Az-Zaman (1/125) dan Kanz Ad-Durar (1/230-235)
[7] tafsir Ath-Thabari (15/260)
[8] Tarikh Ath-Thabari (1/87)
[9] At-Tafsir (7/72)
[10] At-Tafsir (5/163)
[11] At-Tafsir (5/90)
[12] At-Tafsir (4/451)
SUMBER: GOING TO JANNAH