IMAM Syarawi atau Syekh Syarawi mengatakan bahwa karamah para auliya benar-benar terjadi. Siapa saja orang yang melihatnya tidak akan dapat mengingkarinya, meski hal itu tidak dapat dijelaskan secara akal.
Syekh Syarawi memaparkan rahasia ruhaniyah dalam kitab Said Abu Al Ainain. Syekh Syarawi menjelaskan yang terjadi kepada para wali Allah dan hamba-hamba Allah yang shalih tidak bisa diterima akal pikiran pada umumnya.
BACA JUGA: Kisah-kisah Karomah Kiai Banten
Akan tetapi ketika seseorang melangkah lebih luhur dari sekedar menggunakan akal yaitu dengan pemahaman pada Al Mawajid atau segala kemuliaan sifat Allah SWT maka semua yang terjadi pada para wali Allah SWT akan dapat diterima.
Imam Syarawi mencontohkan dengan kisah antara hamba Allah yang shalih yakni Nabi Khidir dan Nabi Musa. Allah SWT bersaksi bahwa Nabi Khidir memiliki ilmu langsung dari Allah, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Al Kahf ayat 65:
فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا
“Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”
Maka hamba yang shalih (Nabi Khidir) itu duduk dan berdiskusi dengan nabi Musa. Dia berkata pada Musa sebagaimana dalam Al Kahf ayat 75:
قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا
“Khidhr berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku? Dan Nabi Khidir pun memaafkan Nabi Musa dengan mengatakan:
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلٰى مَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ خُبْرًا
“Dan bagaimana engkau dapat bersabar atas sesuatu, sedangkan engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?”
Syekh Syarawi menjelaskan seperti inilah seharusnya manusia diciptakan, mereka memaafkan orang-orang yang tak mempercayainya sebab orang-orang itu tidak melihat apapun. Nabi Musa menjawab Nabi Khidir:
ستجدني إن شاء الله صابرا، ولا أعصي لك أمر
”Insya Allah akan engkau mendapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apapun.”
BACA JUGA: Inilah 5 Ulama Indonesia yang Mendunia
Di sinilah seorang nabi menjadi murid dan seorang hamba yang dikasihi Allah menjadi gurunya.
Syekh Syarawi pernah ditanya dalam sebuah pertemuan para imam. Dia ditanya tentang pendapatnya terhadap para wali Allah.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itulah kemenangan yang agung.” []
SUMBER: MASRAWY