IMAM Al-Baihaqi dalam “As-Sunan Al-Kubra”, kitab “Asy-Syahadat”, meriwayatkan ucapan Imam Isma’il bin Ishaq Al-Qadhi, beliau berkata:
ما من عالم إلا وله زلة
Artinya: “Tidaklah ada seorang ulama, kecuali ia memiliki ketergelinciran pendapat.”
Ada dua faidah, paling tidak, yang bisa kita ambil dari ucapan beliau ini, yaitu:
BACA JUGA: Kata 7 Ulama tentang Tafakur
1. Tidak boleh mengikuti ketergelinciran ulama, apalagi mengumpulkan semuanya untuk diamalkan.
Imam Isma’il Al-Qadhi, dalam riwayat di atas juga, menyambung perkataan beliau, “Siapa saja yang mengumpulkan seluruh ketergelinciran ulama kemudian mengambilnya, agamanya telah pergi (hilang).”
Imam Al-Auza’i, sebagaimana disebutkan juga oleh Al-Baihaqi dalam “As-Sunan Al-Kubra”, kitab “Asy-Syahadat”, menyatakan, “Siapa saja yang mengambil setiap pendapat ganjil dari para ulama, ia telah keluar dari Islam.”
2. Ulama sebesar dan sealim apapun, tidak ma’shum, kadang ada pendapat mereka yang ganjil, menyelisihi dalil dan tidak layak diikuti.
Imam Asy-Syafi’i dalam “Ar-Risalah” berkata, “Tapi kadang seseorang (ulama) tidak mengetahui Sunnah, sehingga ia menyampaikan pendapat yang menyelisihinya, bukan karena ia sengaja ingin menyelisihinya.”
Tentu, pelajaran yang kita ambil bukanlah untuk bersikap lancang pada ulama besar, apalagi para aimmah matbu’in, menyatakan pendapat mereka yang ini dan itu menyelisihi dalil, padahal penguasaan kita terhadap dalil jauh sekali di bawah mereka, ‘baina as-sama wa as-sumur’. Atau mengatakan ‘hum rijal wa nahnu rijal’. Tidak pantas sama sekali. Yang benar ‘hum ‘ulama wa nahnu juhala’.
BACA JUGA: Ikhtilaf Ulama tentang Aurat Laki-laki
Pelajaran yang kita ambil adalah, tidak bersikap kultus pada ulama. Setiap mereka, mungkin benar mungkin salah. Karena itu, jangan jadikan mereka sebagai standar kebenaran. Dan pasti, jika sekelas Imam Asy-Syafi’i saja tidak boleh dijadikan standar kebenaran, apalagi syaikh fulan dan ustadz ‘allan yang menjadi rujukan di komunitas anda.
Mari bersikap dewasa, kebenaran bisa datang dari syaikh dan ustadz komunitas anda, bisa juga dari syaikh dan ustadz komunitas lain. Mari berpikir secara terbuka, berlapang dada dan banyak-banyak tahu diri. Ilmu tidak hanya ada pada komunitas anda.
Wallahu a’lam bish shawab. []
Facebook: Muhammad Abduh Negara