PENDIDIKAN adalah salah satu tonggak peradaban. Berhasilnya suatu generasi sangan tergantung dengan cara generasi tersebut dididik.
Dalam Islam sendiri pendidikan menjadi modal pertama, seperti perintah Allah kepada Rasulullah untuk membaca. Lalu bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan ajaran Islam?
Allah SWT memerintahkan sebagian hambanya untuk berpengetahuan. Surah At-Taubah ayat 122:
۞ وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ ١٢٢
Artinya: “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?”
BACA JUGA: Peran Seorang Guru yang Ideal dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan dalam Perspektif Islam
Mengutip buku Dasar-dasar Pendidikan Islam karya Ismail, pendapat yang dikemukakan oleh Langgulung (1997), pendidikan Islam terbagi menjadi delapan istilah, di antaranya yaitu:
At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (Pengajaran keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam), At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (Pendidikan dikalangan Orang-orang Islam), dan At- Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Selain itu, menurut Prof. Dr. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi pendidikan ada tiga macam, yakni:
1. Pendidikan Khuttab
Pendidikan yang fokusnya mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak untuk sekedar membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur’an.
2. Pendidikan Umum
Lembaga-lembaga pendidikan Islam yang mengelola pendidikan secara formal seperti madrasah, pondok pesantren. Bisa juga informal seperti pendidikan keluarga.
3. Pendidikan Khusus
Model pendidikan yang secara khusus untuk mengajar siswa tertentu yang sedikitnya berjumlah satu orang atau lebih.
Allah SWT berfirman melalui Surah Az-Zariat Ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥٦
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Wahyudi Al-Fatih dalam bukunya Serial Parenting Praktis: Sukses Mendidik Anak sesuai Tuntunan Islam, menjelaskan maksud ayat di atas bukan hanya menyuruh manusia beribadah secara vertikal.
Beribadah juga mencakup aspek muamalah, sehingga dengan ilmunya, generasi muda (anak-anak) kelak bisa bermanfaat untuk lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan surah Al-Mujadilah ayat 11:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ ١١
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Ayat di atas menegaskan pentingnya ilmu bagi manusia, khususnya bagi anak-anak, Allah SWT menjanjikan derajat yang tinggi bagi hambanya yang berilmu. Oleh karena itu, selain mempunyai bekal ilmu agama, anak-anak juga perlu dididik ilmu-ilmu lainnya sebagai alat mendekatkan dirinya kepada Allah.
Cara Mendidik Anak Menurut Islam
101 Rahasia Mendidik Anak Saleh dan Salihah karya Ipnu Rinto Nugroho, inilah beberapa cara mendidik anak menurut Islam.
1. Memperkenalkan kepada Anak Bahwa Allah SWT Itu Ada
Orang tua harus memberitahukan kepada anaknya bahwa Allah SWT itu ada dan menciptakan alam semesta, sebagaimana dalam surah As-Sajdah ayat 4:
اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِۗ مَا لَكُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا شَفِيْعٍۗ اَفَلَا تَتَذَكَّرُوْنَ ٤
Artinya: “Allah adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Bagimu tidak ada seorang pun pelindung dan pemberi syafaat selain Dia. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan?”
2. Mendidik Anak untuk Mentauhidkan Allah SWT
Anak-anak harus didik untuk mengingat Allah SWT, sehingga didalam hatinya hanya ada Allah, dan membuatnya ringan ibadah.
Islam dan tauhid tidak bisa dipisahkan, seorang muslim harus mempunyai ketauhidan yang berkualitas. Muslim tidak bisa mengaku Islam, tetapi berserah diri kepada selain Allah.
3. Mengajarkan kepada Anak Bahwa Allah yang Mengatur Rezeki
Tidak boleh mengajarkan kepada anak kalau rezeki datangnya dari manusia. Harus memberitahu kepada anak-anak bahwa rezeki datangnya dari Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Hud ayat 6
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ ٦
Artinya: “Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz).”
BACA JUGA: Pengaruh Pemikiran K.H. Hasyim Asyari terhadap Pendidikan Islam
Pendidikan anak dengan kasih sayang ini juga tertuang dalam Al-Qur’an surah Luqman ayat 11, 17 dan 18. Menurut laman Kemenag, pada ayat 11 menjelaskan bagaimana Luqman berlaku lembut dalam menasihati anaknya dengan menggunakan kata, “Wahai anakku..”
Begitupun pada ayat 17 dan 18 Luqman mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang dan nasihat ini pun sesuai hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Dari Umar bin Abu Salamah r.a berkata: “Ketika masih kecil aku pernah berada dalam pengawasan Rasulullah SAW dan tanganku bergerak mengulur ke arah makanan yang ada di dalam piring. Maka Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu.” []
SUMBER: DETIK