Oleh: Rohmat Saputra
Anggota Kelas Menulis Islampos
SEPERTINYA ada yang aneh dari judul diatas. Seharusnya kan pendosa ya yang balasannya neraka, dan ahli ibadah balasannya surga. Kok ini malah terbalik, pendosa yang masuk surga, sementara ahli ibadah masuk neraka? Whats Going on?
Baik. Perlu kita terlisik lebih dalam, ada apa kalimat yang bisa dikatakan terbalik itu? Ternyata oh ternyata. Pendosa bisa masuk surga adalah karena taubat. Loh, kenapa kok masih disebut pendosa, kan dia sudah taubat? Iya, dia mantan pendosa. Justru dengan dosanya, Allah mudahkan kakinya berjalan menuju surga.
Cukuplah dosa-dosa yang lalu membuatnya terpuruk. Terjerembab dalam kegelapan menjalani hidup. Taubat ini menjadikan pendosa berhak menerima surga. Taubatnya menjadi api membara yang menghapus karat-karat pada besi.
Dosa yang lama hinggap telah lenyap tak tersisa. Tetesan air taubat membuat hatinya menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Kehidupannya berubah drastis 180 derajat.
Ingat dengan kisah pembunuh 100 orang? Dia merupakan pendosa kelas kakap. Membunuh sampai berjumlah ratusan bisa disebut sebagai penjagal. Namun apa yang terjadi? Dia pun bertaubat, menyerahkan diri kepada Allah atas dosa-dosa yang telah diperbuat.
Allah menerima pengharapannya meski jalan menuju perubahan terhenti karena maut. Ya, dia pendosa yang masuk surga. Dia mantan pelaku dosa besar yang diperselisihkan oleh dua malaikat yang mendatanginya. Tapi dimenangkan oleh malaikat Rahmat. Malaikat yang menuntunnya ke Syurga.
Ada apa dengan ahli ibadah yang masuk neraka? Kita pasti menebak jika orang yang suka melakukan ibadah berarti masuk surga.
Namun ungkapan seperti itu bisa saja salah. Karena kita tidak tahu, apa yang ada dalam hati manusia tatkala ibadah. Memang secara lahiriyah melakukan gerakan yang terpuji, mulia, dan membuat orang terpana. Tapi bisa jadi hatinya kebalikan dari pada itu. Namun manusia hanya menilai dari hal luar saja. Tak memiliki kemampuan melihat sampai kedalam hati.
Itulah kenapa ada ahli ibadah yang ibadahnya justru menjerumuskan dirinya pada neraka. Sebab yang utama adalah ibadah yang niatnya melenceng jauh. Gerakan shalatnya agar dibilang bagus, shodaqohnya biar disebut dermawan, amal jihadnya agar dipanggil pejuang, dan semua amal shalih niatannya nihil dari ikhlas.
Pantaskah dia meraih syurga? Pantas sekali, bila amalannya untuk Allah saja. Tidak untuk manusia. Tapi karena niatnya salah, Akhirnya neraka menjadi tempat kembalinya.
Lantas, kemanakah pahala amal sholeh yang dulu dia lakukan? hangus tak tersisa. Karena beramal ingin dilihat manusia pahalanya terhapus seketika itu. Logikanya, bagaimana orang bisa masuk ke sebuah perusahaan yang terjaga ketat tanpa kartu identitas? Amal sholeh itulah kartunya. Tidak akan bisa masuk kecuali memiliki kartu.
Neraka yang dulu tak terpikirkan olehnya lantaran merasa amalnya bakal membawa ke syurga, ternyata tempat terburuk telah berada dihadapan.
Kaget? Tentu sekali. Lah dulunya menganggap amal sholeh berbuah surga, ini malah dibalas neraka.
Ingat peristiwa salah seorang prajurit Islam yang berperang dengan gagah berani, lalu terluka sedikit dan bunuh diri?
Melihat amalannya sungguh mulia. Dia melawan musuhnya dengan keberanian singa. Tapi bisakah amalannya itu membawanya ke surga? Tidak. Sebab dia melakukan bunuh diri. Tepat setelah dia menghabisi musuh-musuhnya. Sayang sekali memang. Melakukan ibadah tapi akhirnya masuk neraka.
Ibarat kita kerja keras di sebuah kerusahaan. Tapi setelah awal bulan tidak diberi gaji. Pasti rasanya nyesek sekali. Nanti peristiwa yang buat nyesek lebih parah lagi. Sudah ibadah mati-matian, eh ternyata semua itu tidak ada manfaatnya sedikitpun. Malah diseret ke neraka oleh para malaikat.
Terus kalau ditanya, mau pilih mana, jadi pendosa yang masuk surga apa ahli ibadah yang masuk neraka?
Pilihan yang terbaik adalah dengan terus berusaha menjadi lebih baik lagi dengan meningkatkan kualitas ibadah. Setiap kelalaian kita, jadikan itu momen permohonan ampun kepada-Nya.
Kenapa tidak memilih menjadi pendosa yang masuk surga? Karena kita tidak tahu, dari jalan mana kita selamat dari neraka.
Jadi Ahli Ibadah yang masuk surga? Kenapa tidak! Wallahu a’lam. []