KEBERADAAN virus corona baru, Covid-19 ternyata sudah ada sebelum virus mematikan ini melanda Wuhan di Cina pada akhir 2019 dan menjadi pandemi global pada 2020. Hal ini berdasarkan temuan para ahli virologi di University of Barcelona yang mengatakan bahwa mereka menemukan jejak virus corona dalam sampel air selokan di Barcelona, Spanyol yang dikumpulkan pada Maret 2019.
Waktu temuan itu berarti jauh sembilan bulan sebelum penyakit yang disebabkan virus itu muncul di Wuhan, Cina. Temuan ini diterbitkan di medRxiv, situs Internet yang mendistribusikan eprint yang tidak dipublikasikan tentang ilmu kesehatan.
BACA JUGA:Â Tak Mau Tertular Corona, Suami Lemparkan Istrinya dari Lantai 5
MedRxiv mendistribusikan manuskrip yang lengkap, tetapi tidak diterbitkan di bidang kedokteran, penelitian klinis, dan ilmu kesehatan terkait tanpa biaya kepada pembaca. MedRxiv menjadi sumber penting dari penelitian terbaru tentang Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru, tetapi tidak dapat dilaporkan sebagai informasi mapan.
University of Barcelona mengatakan dalam siaran pers pada Jumat (26/6/2020) bahwa penelitian telah “dikirim ke jurnal kesehatan yang lebih tinggi.”
Para peneliti telah menguji sampel dari dua pabrik pengolahan air limbah besar di Barcelona sejak pertengahan April tahun ini untuk mengidentifikasi potensi wabah baru, ketika mereka memutuskan untuk juga melakukan tes pada sampel yang lebih tua.
Karena virus itu bisa tercecer dalam kotoran, para peneliti mengatakan, “pengawasan terhadap limbah dapat dianggap sebagai langkah terbaik untuk memantau penyebaran virus di kemudian hari.” Studi Covid-19 dalam air limbah juga sedang berlangsung di seluruh dunia.
Peneliti Barcelona mulai dengan menganalisis sampel mingguan dari 13 April hingga 25 Mei dan juga memelajari arsip sampel dari awal tahun. Analisis mendeteksi virus corona baru, bernama SARS-CoV-2, di air limbah Barcelona pada 15 Januari 2020 atau 41 hari sebelum kasus resmi pertama dikonfirmasi di Barcelona.
Kemudian mereka menjalankan tes pada sampel yang diambil antara Januari 2018 dan Desember 2019 dan menemukan keberadaan genom virus di salah satu dari mereka, yang dikumpulkan pada 12 Maret 2019.
“Semua sampel negatif mengenai kehadiran genom SARS-CoV-2 kecuali untuk 12 Maret 2019, di mana tingkat SARS-CoV-2 rendah tetapi positif, menggunakan dua target yang berbeda,” kata Albert Bosch, koordinator penelitian dan ketua Masyarakat Virologi Spanyol, dalam siaran pers.
“Barcelona menerima banyak pengunjung untuk alasan wisata dan profesional. Situasi itu sangat mungkin terjadi serupa di belahan lain dunia. Sebagian besar kasus Covid-19 menunjukkan gejala yang mirip dengan flu, kasus-kasus itu bisa disamarkan sebagai flu,” kata Bosch.
BACA JUGA:Â Nyaris Temukan Fakta Baru Virus Corona, Profesor Peneliti Covid-19 Tewas Ditembak
Novel Coronavirus ini pertama kali dilaporkan di Wuhan Cina pada Desember 2019.
Dengan hasil mengejutkan seperti itu, penelitian ini segera menjadi sorotan. Para ahli telah menunjukkan fakta bahwa mempelajari limbah untuk mengungkap fakta virus Corona sangat penting, tetapi sebagian besar tidak terbukti.
Profesor Gertjan Medema dari KWR Water Research Institute di Belanda, yang timnya mulai menggunakan uji virus corona pada air limbah pada Februari, menyarankan kelompok peneliti Barcelona perlu mengulangi tes untuk memastikan itu benar-benar virus SARS-CoV-2.
Sampai makalah ini diterbitkan dalam jurnal setelah menjalani peer review, penelitian ini akan tetap menarik tetapi belum dikonfirmasi. []
SUMBER: DAILYSABAH