ALLAH SWT telah memerintahkan Muslim untuk selektif dalam memilih makanan. Tak hanya itu, Muslim juga tidak diperkenankan untuk makan berlebihan. Karena segala hal yang berlebihan tentunya tidak baik. Namun dalam kehidupan, kadang orang yang selektif dan berhati-hati dalam makanan justru dianggap aneh.
Allah SWT berfirman: “Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.” (QS. Thaha: 81)
BACA JUGA: Porsi Makan Bertambah, Badan Tetap Kurus? Ini Penyebabnya
Kata ‘melampaui batas’ pada ayat di atas berarti Muslim harus makan dengan seimbang dalam hal ukuran, jenis, porsi maupun waktunya.
Nah, berkaitan dengan waktu makan harus seimbang atau tepat waktu ternyata terdapat hikmah di dalamnya.
Menurut sebuah penelitian yang dikutip dari dailymail.co.uk, cara sederhana seperti makan teratur bisa membantu mengusir demensia. Namun, makan teratur ini lebih ketat dari biasanya, yaitu harus pada jam yang sama setiap hari.
Demensia atau kondisi menurunnya kemampuan otak adalah salah satu masalah yang dikhawatirkan pada orang-orang di usia senja. Tapi, bukan berarti ketika kamu berusia lanjut, demensia tidak bisa ditangkal.
Makan dengan pola demikian bisa memperbaiki gen di otak terkait kontrol tubuh yang semakin merosot karena penyakit huntington, salah satu gejala demensia.
Selain itu, makan teratur pada waktu yang sama bisa meningkatkan kualitas tidur dan menjaga jantung tetap sehat. Dengan meningkatnya kesehatan tubuh, maka segala jenis risiko penyakit di usia tua bisa diminimalisir.
BACA JUGA: Makanan Ini Mampu Memperkuat Daya Ingat
Selama ini, demensia menjadi salah satu masalah serius dalam dunia kesehatan. Di AS, penderita demensia mencapai 30 ribu orang, sedangkan di Inggris, kasus demensia ditemui pada 6700 orang. Gaya hidup menjadi salah satu faktor penentu apakah seseorang akan mengalami demensia di usia senja atau tidak.
“Temuan kami ini diharapkan bisa dijadikan rujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien demensia,” kata penulis penelitian, Prof Christoper Colwell dari Universitas California. []