INDIA–Sebuah studi terbaru oleh Tata Center for Development di University of Chicago menunjukkan bahwa India kini terancam bahaya perubahan iklim. Negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia ini terancam emisi gas rumah kaca yang akan meningkatkan suhu rata-rata dan berakibat akan meningkatkan angka kematian.
Berdasarkan penelitian, lebih dari 1,5 juta orang di India akan meninggal setiap tahunnya akibat perubahan iklim dan pemanasan global. Uttar Pradesh, Bihar, Rajasthan, Andhra Pradesh, Madhya Pradesh dan Maharashtra diperkirakan berkontribusi hingga 64% dari total kematian.
BACA JUGA:Â Nyatakan Bersertifikat Halal, McDonald’s India Justru Terancam Diboikot
PressTV mengutip studi tersebut melaporkan pada Senin (4/11/2019), kadar karbon dioksida di atmosfer akan memuncak hingga 940 bagian per sejuta pada akhir abad ini jika skenario emisi tinggi terus berlanjut.
India sangat bergantung pada energi batu bara untuk sejumlah keperluan seperti listrik dan kebutuhan energi negara itu. Angka ini diprediksi akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2040. Para ahli mengatakan negara itu harus beralih dari batu bara dan mengandalkan gas alam yang akan memberikan manfaat dalam mengurangi udara polusi dan juga akan berdampak lama.
Menurut penelitian ini, jumlah rata-rata hari yang sangat panas di seluruh India diperkirakan akan meningkat dari 35 derajat menjadi 42,8 derajat Celcius.
BACA JUGA:Â Bayi di India Ini Lahir dengan 3 Kepala, Kondisinya Memprihatinkan
Yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim adalah petani, pekerja konstruksi dan buruh. Dalam beberapa tahun terakhir, India telah menyaksikan perubahan pola cuaca dalam bentuk polusi udara yang mematikan, musim hujan yang tidak menentu, kekeringan yang berkepanjangan, gelombang panas, dan meningkatnya polusi air.
Pemerintah India juga tengah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun ketahanan terhadap perubahan iklim. Namun para ahli mengatakan kemajuannya lambat dan akan menjadi lebih buruk jika negara tidak serius menangani masalah ini. []
SUMBER: PRESSTV