STANFORD — Lab Kebijakan Keimigrasian di Stanford University (IPL) melakukan penelitian tentang pengaruh bintang sepakbola Muslim Liverpool, Mohamed Salah, terhadap sikap dan perilaku Islamofobia. Menurut penelitian tersebut Mo Salah, nama beken Mohamed Salah, punya pengaruh nyata dalam penurunan kebencian anti-Muslim (islamophobia) di kota Inggris.
Dengan menggunakan 936 observasi kejahatan rasial bulan, 15 juta tweets dari penggemar sepak bola Inggris, dan eksperimen survei terhadap 8.060 penggemar Liverpool, penelitian ini menemukan bahwa kejahatan rasial anti-Muslim turun 18,9% setelah Salah bergabung dengan Liverpool pada Juni 2017.
BACA JUGA: Liverpool Kecam Islamophobia Pendukung Chelsea terhadap Mo Salah
“Eksperimen survei menunjukkan bahwa hasil ini mungkin didorong oleh meningkatnya keakraban dengan Islam,” kata penelitian itu, “Temuan kami menunjukkan bahwa paparan positif untuk panutan outgroup dapat mengungkapkan informasi baru yang memanusiakan outgroup secara besar-besaran.”
Penelitian Universitas Stanford ini juga menambahkan bahwa tweet anti-Muslim oleh penggemar Liverpool turun 50% dibandingkan dengan klub-klub besar Liga Premier lainnya.
Studi ini juga mencatat bahwa karakter ramah Salah dalam tim telah membantu “memanusiakan” komunitas Muslim.
Angka-angka ini sangat kontras dengan tren nasional di mana kejahatan kebencian anti-Muslim telah meningkat, kadang-kadang pada tingkat yang mengkhawatirkan.
Dalam minggu setelah serangan supremasi kulit putih pada jamaah di dua masjid Selandia Baru pada bulan Maret, misalnya, peningkatan 593 persen dalam kejahatan anti-Muslim kebencian dilaporkan.
Salah dinilai telah menginspirasi banyak orang dengan tindakannya melalui permainan sepakbola. Setiap mencetak gol, Salah biasanya melakukan selebrasi berupa sujud syukur. Dia bahkan menginspirasi terciptanya sebuah lagu yang kerap dinyanyikan penggemarnya.
Lagu itu berkata, “Jika dia cukup baik untuk saya, dia cukup baik untuk Anda – jika dia mencetak beberapa gol lagi, maka saya akan menjadi Muslim juga!”
BACA JUGA: Liverpool Gagal jadi Juara Liga Inggris, Mo Salah Tak Menyesal
Salah bisa dibilang salah satu bintang olahraga Muslim terbesar di dunia saat ini. Berasal dari negara mayoritas Muslim, Salah teah memulai tradisi selebrasi sujud sukurnya sejak 2006 selama Piala Afrika di Mesir. Dia pun dijuluki ‘Prostrating Firaun.
Baru-baru ini Salah juga menjadi salah satu kontributor dalam keberhasilan Liverpool melaku ke final Liga Champion hingga meraih gelar juara dalam kompetisi bergengsi di Eropa itu.
Sebuah laporan baru-baru ini oleh Football Against Racism in Europe (Fare) juga menemukan bahwa keberhasilan bintang Muslim Liverpool Mohamed Salah telah secara signifikan mengurangi kejahatan rasial dan ras di Liga Premier Inggris. []
SUMBER: ABOUT ISLAM | DAILY SABAH
Daily Sabah