CIMAHI—Penemuan Dua kerangka manusia yang merupakan ayah dan anak di Komplek Perumnas Nusa Indah No. 117 RT 7 Rw 17, Kota Cimahi, Selasa (30/1/18) membuat warga setempat heboh. Penemuan dua kerangka mayat tersebut berawal dari temuan petugas pendataan kesehatan dari Puskesmas Melong, Senin kemarin.
Keluarga tersebut diduga sengaja menyimpan jasad ayah dan anak, Hanung Sobana, 84, dan Hera Sri Herawati, 50, di dalam rumah. Keduanya menghembuskan nafas pada 2016 dan 2017. Sejauh ini belum diketahui dengan pasti apa penyebab meninggalnya dua orang tersebut.
Pihak kepolisian masih melakukan investigasi lebih dalam soal pengakuan dan alasan kenapa anggota keluarga itu memilih menyimpan mayat Hanung dan Hera di tempat tidur kamar rumahnya.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi AKP Niko menyebutkan, saat ditemukan mayat tersebut sudah berupa tulang belulang.
“Ketahuannya saat ada petugas BPJS yang sedang melakukan pemeriksaan jumlah keluarga di rumah itu. Mereka melihat ada tulang belulang yang disusun seperti sedang duduk di kursi,” ujar Niko, Selasa (30/1).
Keluarga tersebut mengaku menyimpan dua jasad tersebut hingga menjadi kerangka tulang lebih dari satu tahun lamanya. Di balik temuan tersebut, kisah keluarga yang menganut aliran kepercayaan itu meyeruak di lingkungan tetangga.
“Ini dari keterangan tetangga ya, jadi diduga kuat dia (anggota keluarga) punya aliran kepercayaan lain,” tambah Niko.
Dugaan menganut aliran kepercayaan berbeda ini diperkuat dengan pengakuan dari istri Hanung serta anggota keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Menurut Niko, mereka mengakui sengaja menyimpan mayat Hanung dan Hera.
“Prinsip dia (istri Hanung) begini, kalau orang meninggal jiwanya terpisah, tapi raganya ada. Maka dari itu saat meninggal ditaruh di atas tempat tidur. Saat ditanya agamanya, dia bilang agamanya terserah Anda menyebut apa. Tapi dia bilang itu yang diyakininya,” tutur Niko.
“Jadi ada lima orang dalam rumah itu. Jadi mereka punya aliran kepercayaan. Tapi saya belum bisa bilang sesat atau gimana. Tapi di KTP mereka beragama Islam,” katanya.
Berdasarkan keterangan sejumlah warga setempat di sekitar lokasi kejadian, informasi yang diberikan cenderung sama. Keluarga tersebut ‘berbeda’ dari yang lainnya.
“Warga di situ juga mengakui dan enggak ada yang berani masuk, karena mereka (penghuni rumah) punya aliran kepercayaan sendiri,” ucap Niko. []
Sumber: Detik