Oleh: Mia Fitriah Elkarimah
el.karimah@gmail.com
Muhammadun sayyidul kaunain wa tsaqaulain,
Wal fariqain min arabin wa min ‘ajami..
DI kalangan komunitas pesantren salaf tentu tidak asing dengan syi’ir di atas, karangan Muhammad bin Sa’id bin Hammad bin Muhsin bin Abdillah ash-Shanhaji al-Bushiri, (w. 1295).
Burdah al-Bushiri yang berisi syair yang lengkap bukan hanya menyajikan pujian dan sejarah Nabi, namun mengujarkan beragam ajaran tasawuf dan pesan moral yang begitu mendalam.
Burdah al-Bushiri ini begitu diapresiasi para pemerhati sastra sampai disejajarkan dengan banat su’ad syair legendaris gubahan Ka’ab bin Zuhair bin Abi Salma (w. 662), selain itu Burdah al-Bushiri dipercaya memiliki kekuatan supranatural.
BACA JUGA: Bagaimana Cara Membuat Anak Cinta Nabi?
Menurut beberapa keterangan, Burdah al-Bushiri dibuat saat Imam al-Bushiri menderita sakit lumpuh. Ia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW. Nabi mengusap wajahnya serta mengenakan jubah ke tubuh Imam Bushiri. Dan saat terbangun Imam Bushiri pun sembuh dari sakit lumpuh yang dideritanya.
Burdah al-Bushiri merupakan salah satu cara ungkapan cinta imam al-Bushiri terhadap utusan Allah.
Mencintai Nabi SAW merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. karena itu adalah tanda bukti keimanannya. Mencintai dan menaati Beliau berarti mencintai dan mentaati Allah SWT. Semuanya mengakui dan ingin mencintai beliau SAW. Untuk membuktikannya, diperlukan bukti dan tanda, yang dapat dijadikan sebagai standar kebenaran pengakuan cinta.
Pengakuan cinta kepada Beliau SAW sebagai pembawa risalah adalah dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan syariat dan menjadikan Nabi sebagai teladan hidup.
BACA JUGA: Doa dan Cinta Nabi untuk Umatnya
Wujud sebenarnya bagaimana mencintai Beliau adalah dengan melihat kehidupan para shahabat dan generasi sesudah mereka dalam menjalankan syariat Islam. Bagaimana mereka rela berkorban demi tegaknya syariat Islam.Bagaimana mereka meniru semua sisi pribadi Beliau SAW.
Ali bin Abi Thalib sosok sahabat hasil didikan Rasul, yang terkenal dengan kecerdasan dan keberanian, Abdurrahman bin Auf saudagar berjuluk si tangan emas tapi begitu dermawan. Umar bin khatab yang terkenal dengan pemimpin yang objektif dan bertanggung jawab. Semua pribadi mulia ini tersibghoh dari pribadi Nabi yang mulia.
Karena itu, amat disayangkan, jika ada di antara kaum muslimin yang mengaku mengenal dan mencintai Rasulullah SAW, namun hanya di lisan saja. []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.