CHRISTCHURCH — Keluarga Brenton Tarrant, teroris yang menyerang jamaah Muslim di masjid di Christchurch, Selandia Baru, mengaku sangat terpukul. Mereka tak menyangka Tarrant bisa melakukan perbuatan sadis itu.
“Kami semua ditampar, kami tidak tahu harus berpikir apa. Sekarang semua orang baru saja hancur,” kata nenek Tarrant, Marie Fitzgerald, seperti dikutip dari The Straits Times, Ahad (17/3/2019).
BACA JUGA: Mengaku Tidak Menyesal, Ini Alasan Brenton Tarrant Tembaki Jamaah di Masjid Selandia Baru
Demikian juga Paman Tarrant, Terry Fitzgerald. Dia awalnya tak percaya keponakannya adalah pelaku penembakan masjid di Christchurch.
“Pertama-tama saya berkata, ‘tidak, itu tidak mungkin’, tapi kemudian saya melihat fotonya,” ucapnya.
Menurut Marie, Tarrant tidak pernah menunjukkan dia tertarik atau mengagumi ideologi nasionalis kulit putih. Kendati demikian, hal itu mulai terlihat setelah Tarrant melakukan perjalanan ke Eropa.
“Hanya sejak dia bepergian ke luar negeri, saya pikir anak itu telah berubah sepenuhnya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, saat ini ibu dan adik Tarrant yang tinggal di daerah Dunedin, dijaga ketat aparat kepolisian. Bahkan anggota keluarga lainnya tidak diizinkan menghubungi mereka.
“Polisi akan melakukan tugasnya dan melindungi mereka, itulah yang mereka butuhkan, dan tidak ada kontak telepon, mereka mengatakan Anda tidak bisa menghubungi mereka,” kata Marie.
BACA JUGA: Siapa Brenton Tarrant, Teroris Penembakan Brutal di 2 Masjid Selandia Baru?
Kini, Tarrant telah menjalani persidangan pada Sabtu. Dia didakwa dengan satu pasal pembunuhan berdasarkan Undang-Undang Kejahatan. Namun, jaksa diperkirakan akan mengajukan tuntutan lain terhadap Tarrant.
Tarrant didakwa atas aksi teror yang dilakukannya di dua masjid di Cristchurch. Aksi itu menewaskan setidaknya 50 orang meninggal. Sementara lebih dari 30 lainnya masih menjalanin perawatan di rumah sakit. []
SUMBER: THE STRAIT TIMES