ABDUL Muthalib menceritakan mimpinya ketika tidur di Al-Hijr. Dalam mimpinya, ada sebuah pohon yang tumbuh. Ujungnya menggapai langit. Ranting-rantingnya terbentang ke timur dan barat. Cahayan dari pohon tersebut tidak ada yang menandinginya. Cahayanya lebih besar dari matahari dua kali lipat.
Abdul Muthalib melihat orang Arab dan alam semesta bersujud kepadanya. Setiap saat pohon tersebut bertambah besar dan bertambah pula cahayanya, bertambah pula dahannya.
Kisah ini disampaikan kepada seorang dukun. Mendengar mimpi tersebut sang dukun berubah aura wajahnya. Kemudian dia berkata, “Jika mimpimu ini benar, maka akan keluar dari tulang rusukmu seorang yang akan menguasai timur dan barat. Manusia akan tunduk kepadanya.
Dalam kisah lain, saat Abdul Muthalib berangkat bersama rombongan menuju Yaman. Dia bertemu dengan seorang laki-laki dari kalangan Yahudi yang sedang membaca kitab Zabur.
Orang itu menghampirinya, lalu berkata, “Apakah kau mengizinkanku untuk melihat sebagian badanmu?”
BACA JUGA:Â Hamzah bin Abdul Muthalib Memeluk IslamÂ
Abdul Muthalib berkata, “Ya, selama itu bukan auratku.”
Sang Yahudi pun melihat dua lubang hidungnya dan berkata, “Aku menemukan suatu kerajaan pada satu lubang hidungmu dan kenabian pada lubang yang lain.”
Sang Yahudi bertanya kembali, “Apakah engkau memiliki istri?”
Abdul Muthalib berkata, “Belum.”
Sang Yahudi menyarankan agar Abdul Muthalib menikah dengan wanita dari Bani Zuhrah agar kenabian berada padanya. Karena sebab itu pula, kelak Abdullah di nikahan dengan Siti Aminah dari Suku Zuhrah.
BACA JUGA:Â Abrahah pada Abdul Muthalib: Ternyata Engkau hanya Mengurusi Unta-untamu!
Saat Abdul Muthalib sudah sepuh pun. Saat dia mewakili Quraisy dalam penobatan raja baru di Yaman. Sang raja mengajaknya berbicara secara rahasia. Sang raja mengungkapkan berdasarkan kitab suci dan kitab kuno, kenabian terakhir berasal dari keturunannya. []
Sumber: Al-Wafa, Ibnul Jauzy, Pustaka Al Kautsar
Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: islampos@gmail.com, dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.