MYANMAR–Sebuah kelompok Hak Asasi Manusia mengatakan pada hari Selasa, umat Muslim di seluruh Myanmar menghadapi penindasan yang dilakukan oleh pemerintah sipil yang dipimpin oleh penasihat negara Aung San Suu Kyi.
Seperti dilansir Anadolu Agency, Jaringan Hak Asasi Manusia Burma (BHRN) mengatakan dalam sebuah laporan setebal 104 halaman, bahwa penganiayaan terhadap umat Islam di Myanmar telah meningkat.
Kondisi semua Muslim di seluruh Myanmar memburuk, tepatnya setelah lima tahun kekerasan terjadi antara umat Budha Rakhine dan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine yang menyebabkan lebih dari 100 orang tewas dan puluhan lainnya mengungsi.
“Di negeri lain zona bebas Muslim telah terbentuk, namun di Myanmar, tempat ibadah ditutup atau dianggap tidak dapat digunakan,” kata pihak BHRN.
Dalam sebuah laporan disebutkan, berdasarkan 350 wawancara selama delapa bulan, di 46 kota dan desa di seluruh Myanmar, memberikan bukti kuat akan penganiayaan yang sistematis terhadap umat Islam yang terus berlanjut sampai ke era pemerintahan sipil.
Hal ini menunjukkan, bahwa penganiayaan tidak hanya pada Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine saja, dimana etnis Rohingya tidak diakui kewarganegaraannya, meskipun beberapa generasi mereka telah tinggal di wilayah tersebut.
Akan tetapi penganiayaan juga dilakukan kepada Muslim di Myanmar lainnya, walaupun betuk penganiayaannya tidak seperti pengeniayaan teradap Muslim Rohingya.
Negara Myanmar sendiri telah melihat meningkatnya sentimen anti-Muslim sejak kekerasan di negara bagian Rakhine pada pertengahan 2012, dan seperangkat empat undang-undang keagamaan yang diskriminatif diberlakukan di bawah pemerintahan Presiden Thein Sein. [Eka Aprila]