RASANYA seperti amal nyatanya bangkrut total, empat kisah pengaruh dosa sosial.
Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian, Siapa orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut dikalangan kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta benda.” Beliau bersabda, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala salat, puasa, dan zakat. Namun, ia pun datang dengan membawa banyak dosa. Karena ia telah menghina orang lain, menuduh orang baik-baik berzina, memakan harta orang lain, mengalirkan darah orang lain, dan memukul orang lain. Lalu kebaikan-kebaikannya diberikan kepada orang-orang yang telah didzoliminya. Jika kebaikan-kebaikan telah habis, tetapi masih ada yang menuntutnya maka dosa-dosa mereka ditimpakan kepadanya. Kemudian ia pun dicampakkan ke dalam neraka. HR Abu Hurairah RA.
Dalam sebuah syair disebutkan:
Janganlah kamu berbuat zholim Jika kamu sedang berpuasa
Karena kedzaliman sangat menyakitkan
Matamu dapat terpejam, sementara orang yang dizalimi tetap terjaga
Ia mendoakan kecelakaan kepadamu, sementara mata Allah SWT tidak pernah terpejam
Pengaruh Dosa Sosial, Kisah: Sofyan At-Tsauri
Sofyan At-Tsauri mengatakan, “Menghadap Allah SWT dengan membawa 70 macam dosa pribadi adalah lebih ringan bagimu, daripada menghadap Allah SWT dengan membawa satu dosa sosial. Karena dengan kemurahan hatinya mungkin saja Allah SWT memaafkan dosa pribadimu. Sedangkan dosa sosial hanya bisa dimaafkan jika kamu telah meminta keridhaan dari orang yang kamu dzolimin.
Maka sepatutnya orang yang dzolim untuk bertaubat dari kezaliman nya dan berupaya meminta maaf kepada orang yang telah didzaliminya. Jika orang yang dizalimi tidak mau memaafkannya hendaknya kamu meminta ampunan untuknya dan berdoa untuknya. Mudah-mudahan hal itu akan meringankan bebanmu dan kamu mendapatkan keridhaan dari orang yang terdzolimi.”
BACA JUGA: Lawan Bullying, Ibu Muslim di Inggris Buat Lukisan ‘Pittsburgh Builds Bridges’
Pengaruh Dosa Sosial, Kisah: Ali RA
Ali RA berkata, “Saya tidak pernah berbuat baik kepada siapapun dan saya tidak pernah berbuat jahat terhadap siapapun. Karena Allah SWT berfirman, “Siapa yang mengerjakan amal sholeh maka pahalanya untuk dirinya sendiri dan siapa yang berbuat jahat maka dosanya atas dirinya sendiri dan sekali-kali tidak kalah Tuhanmu menganiaya hamba-hambanya.” (QS Fussilat: 46)
Dalam syair disebutkan:
Jika kamu berbuat zalim kepada seseorang
Maka waspadailah permusuhan orang itu kepadamu
Orang yang menanam duri, tidak akan memanen padi
Pengaruh Dosa Sosial, Kisah: Abu Masyarah
Abu Masyarah mengatakan, “Malaikat Munkar dan Nakir mendatangi kuburan seseorang. Lalu keduanya berkata, ‘Kami akan mencambukmu sebanyak 100 kali’ Si mayat berkata, ‘Saya ini orang yang suka berbuat baik ini dan itu, si mayat berusaha meminta keringanan siksaanNya hingga hukumannya tinggal tersisa 10 kali cambukan.’
Si mayat terus membujuk kedua malaikat itu sampai akhirnya hanya tersisa satu cambukan. Kedua malaikat itu berkata, ‘Kami akan mencambukmu satu kali cambukan.’ malaikatpun mencambuk si mayat. Tiba-tiba kuburannya dipenuhi dengan api yang menyala-nyala. Kemudian, si mayat bertanya, ‘Kenapa kamu berdua memukulku?’
Kedua malaikat itu menjawab, ‘Kamu pernah bertemu dengan orang yang dizalimi. Lalu orang itu meminta pertolongan kepadamu, tetapi kamu tidak menolongnya.’ Demikianlah hukuman bagi orang yang tidak memberikan pertolongan kepada orang yang dizalimi. Dan bagaimana hukuman untuk orang yang berbuat zalim itu?”
Sofyan pernah ditanya mengenai orang dzalim yang sudah dekat dengan ajalnya, apakah perlu orang dzalim diberi setetes air?” Ia menjawab, “tidak biarkan saja dia sekarat sampai mati, karena setetes air akan meringankan nya.”
Pengaruh Dosa Sosial, Kisah: Maimun Ibnu Mahran
Maimun Ibnu Mahran mengatakan, “Jika seseorang telah mendzolimi orang lain, lalu ia ingin meminta maaf atas kezhalimannya, namun ia tidak berkuasa melakukannya, maka hendaknya memohonkan ampunan untuknya setiap kali selesai salat. Mudah-mudahan orang itu dapat terbebas dari perbuatan zalim nya.”
“Siapa berbuat sesuka hatinya, maka ia harus menanggung segala akibatnya.” []
Sumber : Buku: Nasihat Langit untuk Maslahat di Bumi, Oleh: Syekh Abdul Hamid Al-Anquri (Ulama Abad ke-8)