Oleh: Minah, S.Pd.I
Penulis Buku Antologi “Catatan Hati Muslimah Perindu Surga”
JIKA kita memilih jalan hidup sebagai seorang pengemban dakwah (dokter Umat) yakinlah bahwa kita akan dihadapkan dengan hari-hari yang sangat sulit. Hari-hari yang akan penuh dengan ujian dan cobaan. Hari-hari yang hanya membutuhkan kesabaran untuk mengalahkannya. Jika kita tidak meyakini akan janji Allah bagi seorang pengemban dakwah, pasti kita akan merasa sulit melewati hari-hari itu. Akan tetapi, yakin bahwa janji Allah itu tidak akan bohong, janji Allah itu pasti benar, dan janji Allah itu pasti akan Allah tunaikan.
Dakwah adalah menyeru manusia kepada jalan Islam. Dengan dakwah bukti cinta kita kepada Islam, cinta Allah dan Rasul, serta peduli terhadap sesama manusia. Kita tidak ingin selamat sendiri, mau baik atau sholeh sendiri. Karena kita sangat menginginkan umat Islam semakin paham dalam agamanya. Sehingga dibutuhkan ilmu dan mendakwahkannya.
BACA JUGA: Rotor; Musik Metal, dan Dakwah Islam Non Komersial
Dakwah merupakan perkataan yang baik, yakni menyeru Islam. “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada (agama) Allah,….” (TQS. Fushilat 33)
“Hendaklah ada diantara kalian segolongan umat (jamaah) yang mengajak pada kebajikan (Islam) serta melakukan amar makruf nahi munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran:104).
Ayat TQS Ali Imron :104 menunjukkan dengan sangat jelas bahwa, Allah SWT telah memerintahkan kaum Muslim untuk mendirikan jamaah atau kelompok dari kalangan kaum Muslim yang bertugas menyeru kepada Islam dan melakukan amar makruf nahi ’anil mungkar. Wajibnya ada dakwah berjamaah untuk menyelesaikan persoalan kaum Muslim yang tidak mungkin diselesaikan, kecuali dengan kerja kolektif (kelompok atau jamaa’ah).
Melalui dakwah, ditanamkan dengan kuat kalimat laa ilaaha illallah, tidak ada Tuhan selain Allah yang patut disembah dan diharapkan keridhoanNya. Menjadikan Islam sebagai rahmat, keimanan Allah tentu harus membawa pada keyakinan dan ketundukan pada seluruh hukum dan syariahNya. Serta dakwah ditujukan untuk menjadikan Islam sebagai pedoman hidup artinya mengajak manusia untuk masuk kedalam Islam secara kaffah. Dengan dakwah hanya mengharapkan ridho dari Allah SWT.
Namun, bagi seorang pengemban dakwah, hendaklah berkata, berperilaku dan sifatnya sesuai dengan Islam. Seorang pengemban dakwah, ketika berkata wajib hanya mengucapkan pemikiran dan hukum-hukum Islam saja atau yang tidak bertentangan dengan Islam, ketika berperilaku, wajib hanya melakukan hal-hal yang sesuai dengan Islam semata. Disamping itu, ia pun wajib menyifati dirinya hanya dengan sifat-sifat yang Islami dan akhlak yang terpuji semata.
Sejauh mana Islam terwujud dalam ucapan, perilaku, dan sifat-sifatnya, maka sejauh itu pula dakwahnya akan berjalan baik dan berhasil. Karena itu, untuk dapat mencapai kedudukan semacam ini, seorang pengemban dakwah harus selalu menjaga dirinya agar ia hanya mengucapkan yang benar, hanya berperilaku yang Islami dan hanya menunjukkan sifat-sifat yang dituntut oleh syariat.
Sebagai seorang pengemban dakwah haruslah mampu meluangkan waktunya berjuang untuk Islam, berdakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam dan istiqomah dalam jalan dakwah. Apapun akan dikerahkan walau harus mengorbankan waktunya, tenaganya, perasaannya, dan pemikirannya. Karena ia yakin bahwa amanah dakwah itu adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan yang semata-mata hanya ingin mendapatkan ridho Allah.
Pengemban Dakwah harus menjalankan kewajibannya sebagai sesuatu yang dibebankan Allah dipundak mereka. Mereka melakukannya dengan gembira dan mengharapkan keridhoan Allah. Bukan karena ingin imbalan manusia, tetapi hanya untuk mendapatkan ridho dari Allah.
BACA JUGA: Populer Bersama Shalawat, Ini Dia Profil Singkat Nissa Sabyan
Perlu diingat, dalam dakwah itu butuh perjuangan, dan hanya orang-orang yang terpilih saja yang mampu bertahan menjadi sebagai seorang pengemban dakwah. Allah pasti akan menguji seorang pengemban dakwah baik dalam kesedihan maupun dalam kesenangan. Tapi, bagi seorang pengemban dakwah, dia akan menghadapinya dengan kesabaran dan mencari solusi dalam menyelesaikan masalah itu. Tidak mengeluh, tetapi tetap tegar dan bersemangat serta yakin bahwa Allah menguji kesabaran dan keistiqomahan kita sebagai pengemban dakwah.
Hadits dari Umar bin khathab, diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar dalam at-Tahmid, Rasulullah Saw Bersabda:
“Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan Nabi dan bukan Syuhada, tapi para Nabi dan Syuhada tertarik oleh kedudukan mereka disisi Allah. Para sahabat berkata, “ Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? semoga saja kami bisa mencintai mereka.” Rasulullah SAW Bersabda, “ Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak merasa takut ketika banyak manusia merasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah: “ Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati (QS. Yunus:62).”
Yakinlah bahwa janji Allah itu tidak akan bohong. Janji Allah pasti benar dan janji Allah pasti akan Allah tunaikan. Jadi, mulai saat ini siapkanlah diri kita untuk menghadapi semua itu. Ingatlah, Allah “Membeli” kita dengan SurgaNya. Segeralah, ikutilah dan teruslah bersemangat menjalankan dakwah. Jangan berhenti, Allah akan meridhai dan membalas segala jerih payah kita. Oleh karena itu, berbahagialah, wahai pengemban dakwah.
Semoga kita tetap istiqomah dijalan Allah, dan senantiasa menjadi seorang pengemban dakwah yang mempunyai tujuan untuk melanjutkan kehidupan Islam dengan menerapkan Islam secara kaffah. Aamiin ya robbal ‘alamin. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.