Oleh: Sri Ariyati
DAKWAH itu ibarat darah dalam tubuh manusia. Dia harus terus mengalir dan melaju tidak boleh berhenti walau seketika. Mengalirnya darah menjadi tanda kehidupan, berhentinya darah berarti tanda kematian.
Saktinya dakwah adalah demikian. Dia tidak pernah berhenti walau seketika. Karena dakwah manusia mengenal TuhanNya, karena dakwah manusia menjalankan syari’atNya.
Karena dakwah manusia mampu membedakan yang haq dan yang batil. Karena dakwah manusia yang sesat bisa kembali ke jalanNya. Dengan dakwah pulalah masyarakat jahiliyah bisa menjadi masyarakat Islam.
Karena Dakwah Urusan dengan Allah
Dakwah adalah perintah Allah bukan perintah manusia. Dakwah mengikuti rasulullah bukan mengikuti penguasa. Dakwah Nabipun mengalami ujian berat dan pertentangan. Sebagaimana Nabi Ibrahim dihadapkan dakwahnya dengan Raja Namrut, Nabi Musa yang harus berhadapan dakwahnya dengan kejamnya Raja fir’aun, dan Nabi Muhammad SAW yang dakwahnya dihadapkan dengan kaum kafir Quraisy.
Pertentangan dan permusuhan dalam dakwah adalah sunnatullah. Namun Allah telah siapkan kemenangan dakwah sebagai mana ia memenangkan dakwahnya Nabi dan Rasul yang mulia. Terbukti berbagai rezim dzalim selalu tumbang dan dikalahkan dakwah.
Rezim Namrut tumbang sementara dakwah Ibrahim terus melaju. Rezim Fir’aun binasa sementara dakwah Musa terus berkembang. Begitupun dahwah Nabi Muhammad SAW diuji dengan kekejian kafir Quraisy namun akhirnya dakwah terus berlanjut hingga terkenal dan dikenali isi bumi, sehingga Islam terterapkan menjadi rahmat bagi sekalian alam dan akhirnya dakwah berhasil menyeru kebaikan ke 2/3 dunia.
Dakwah memang berat, namun ada kemuliaan disisiNya. Sesiapa yang mencoba menjadi penghalang dakwah pasti akan binasa. Cukup sudah kita belajar dari api sejarah yang menyala. Apakah ingin menjadi penolong atau menjadi penghalang sinar dakwah?
Penghalang dakwah pasti kalah. Wallahu a’lam Bishawab. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.