SIAPA di antara kita yang enggan masuk ke dalam surga? Tentu, semua orang menginginkannya. Mengingat, diketahui baha surga merupakan tempat terinah sepanjang masa. Keindahannya melebihi seisi dunia ini. maka, tak heran, jika banyak orang yang mengidamkan surga sebagai persinggahan terakhirnya.
Nah, menjadi ahli surga tentu tidaklah mudah. Kita harus bisa memenuhi ciri-ciri dari penghuni surga. Salah satunya, dikatakan dalam suatu riwayat bahwa ciri penghuni surga ialah memiliki hati seperti burung.
Hadis itu diriwayatkan Imam Ahamd dalam al-Musnad dan Muslim dalam shahihnya, dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Nabi ﷺ bersabda, “Akan ada sekelompok orang yang masuk surga, hati mereka seperti hatinya burung,” (HR. Ahmad 8382 & Muslim 7341).
Lantas, apa yang dimaksud manusia berhati seperti hati burung?
Dalam kitab Syarh Shahih Muslim (17/177), An-Nawawi menyebutkan, ada 3 pendapat ulama dalam memaknai orang yang hatinya seperti hati burung,
Pertama, orang yang hatinya lembut seperti burung
Sebagaimana pujian yang diberikan Nabi ﷺ kepada penduduk Yaman. Beliau mengatakan, “Ada penduduk Yaman yang datang di tengah kalian. Mereka manusia yang paling lembut hatinya. Pemahaman agama banyak di Yaman, dan hikmah banyak di Yaman,” (HR. Bukahri 4390 dan Muslim 193).
Kedua, orang yang hatinya mudah takut kepada Allah seperti burung
Sehingga dia menjadi manusia yang mudah kembali kepada kebenaran, bukan anti-nasihat. Merekalah yang dipuji Allah dalam Al-Quran, dan Allah gelari sebagai ulama. Alllah berfirman, “Yang takut kepada Allah di antara para hamba-Nya adalah ulama,” (QS. Fathir: 28).
Ketiga, orang yang hatinya sangat bergantung dan tawakkal kepada Allah seperti burung
Karena itu, Rasulullah ﷺ pernah menjadikan burung sebagai lambang tawakkal. Nabi ﷺ bersabda, “Jika kalian tawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberi rezeki kepada kalian sebagaimana burung diberi rezeki. Dia berangkat dalam kondisi perut kosong, dan pulang dalam kondisi perut kenyang,” (HR. Ahmad 205 dan Turmudzi 2344 dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Merekalah manusia pilihan, hatinya lembut, mudah kembali kepada kebenaran, mudah menerima ilmu, mudah takut kepada Allah. []
Sumber: Konsultasi Syariah