RASULULLAH SAW melarang umatnya menuruti amarah, karena amarah bisa menyeret seseorang ke hal-hal yang konsekuensinya tidak terpuji.
Dalam hadits riwayat Bukhari pun Rasulullah SAW menyampaikan kepada seorang sahabat agar tidak marah (“La Taghdab”) Larangan ini bahkan diulangi Nabi SAW sampai tiga kali.
Di antara cara dan solusi yang digunakan seseorang untuk mengurangi intensitas amarah dan menghindari kecerobohannya, Nabi menyarankan agar diam. Cara lainnya adalah dengan berwudhu.
BACA JUGA: Jika Merasa Marah, Ingat dan Renungkan Ayat-Ayat Alquran Ini
Dari Atiyah al-Saadi, Nabi SAW bersabda:
إن الغضب من الشيطان ، وإن الشيطان خلق من النار ، وإنما تُطْفأ النار بالماء ، فإذا غضب أحدكم فليتوضأ
“Amarah dari setan, dan setan diciptakan dari api, tetapi apinya dipadamkan dengan air, maka jika salah satu dari kalian marah, biarkan dia berwudhu.” (HR Abu Dawud)
Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan cara mengatasi amarah yaitu dengan mengubah posisi saat seseorang marah, dari berdiri menjadi duduk atau berbaring.
Ternyata, ilmu pengobatan modern pun mengakui ajaran Nabi SAW soal cara mengatasi amarah tersebut.
Pengobatan modern mengungkap bahwa ada banyak dampak akibat dari kemarahan dalam tubuh manusia. Kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal, mengeluarkan dua jenis hormon.
Hormon ini untuk merespons terhadap semua jenis emosi atau stres, seperti ketakutan atau kemarahan. Dua perasaan mungkin juga disebabkan karena kekurangan gula.
Kedua hormon tersebut lalu disekresikan bersama. Sekresi hormon ini memengaruhi detak jantung, sehingga terpacu dengan cepat sehingga otot jantung berkontraksi dan konsumsi oksigennya menjadi meningkat.
BACA JUGA: Cara Mengendalikan Jiwa ketika Marah
Perasaan amarah atau hal lain seperti rasa senang, meningkatkan kadar kedua hormon tersebut dalam darah. Ini pula yang meningkatkan detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Oleh karena itu, dokter menyarankan pasiennya yang menderita tekanan darah tinggi atau penyempitan pembuluh darah, untuk menghindari perasaan marah dan menjauhi penyebabnya.
Sedangkan untuk penderita diabetes, juga diminta menghindari perasaan marah agar kadar gula darahnya tidak naik. Secara ilmiah, seperti yang dinyatakan dalam buku medis Harrison, bahwa jumlah hormon adrenalin dalam darah meningkat dua hingga tiga kali lipat saat berdiri dalam posisi diam selama lima menit. Karena itu, adrenalinnya juga meningkat sedikit dalam kondisi berdiri.
Ketika psikologi seseorang mengalami stres, maka menyebabkan peningkatan tingkat adrenalin. Dalam kondisi berdiri, jumlah adrenalin justru berlipat ganda. Maka bayangkan, jika kondisi berdiri ini digabung dengan perasaan marah.
Sungguh tepat saran Nabi SAW yang mengajarkan agar segera duduk atau berbaring saat berada dalam perasaan marah. []
SUMBER: ISLAMWEB