Idlib – Sekitar 150 keluarga yang selamat dari serangan kimia 4 April di Khan Shaikhoun dilaporkan tengah mencari bantuan di kamp pengungsian Atma, dekat perbatasan Turki.
Dalam hal ini, sejumlah warga tersebut sedang membutuhkan tenda dan beberapa alat lainnya untuk melanjutkan kehidupan mereka pasca serangan kimia.
“Tidak ada tenda yang tersedia. Kita hidup di atas bumi. Hanya ada tanah dan langit,” kata Fadil Abu Ahmed pada Sabtu (22/04/2017) kemarin seperti dikutip dari Kiblat
Mustafa, anak Suriah berusia 13 tahun mengatakan bahwa dia telah kehilangan keluarganya dalam serangan udara rezim sebelumnya. Kini dia sangat membutuhkan tenda dan makanan.
“Saya mulai tinggal bersama bibi saya di Khan Shaikhoun, tapi saya terpengaruh oleh serangan gas tersebut. Saya menghabiskan waktu seminggu di rumah sakit dan kemudian datang ke sini,” ungkapnya.
“Tidak ada tenda. Tidak ada yang bisa melindungi kita dari sengatan matahari walau bayang-bayang pepohonan. Yang ada kalajengking dan ular di tanah. Tidak ada tenda, tidak ada toilet, tidak ada makanan,” tambahnya.
Sementara itu, Abu Mahmoud, ayah dari enam orang mengeluh kekurangan air dan makanan pasca serangan kimia tersebut.
“Kami menghabiskan malam di bawah pohon. Kita tidak bisa kembali ke rumah kita karena segala sesuatu telah terpengaruh oleh bahan kimia. Kami tidak tahu ke mana harus pergi atau apa yang harus kami lakukan,” pungkasnya.[]