DI tahun keenam konflik yang berkecamuk di negara mereka, jutaan pengungsi Suriah kembali bersiap untuk menyambut hari raya Idul Fitri jauh dari rumah mereka. Libur Idul Fitri akan dimulai pada Senin (26/6/2017). Hari libur ini menggambarkan kemakmuran dan kebahagiaan bagi mereka yang telah berpuasa selama sebulan penuh.
Namun, kebahagiaan di hari libur ini akan menjadi pahit bagi sekitar tiga juta pengungsi Suriah di Turki. Meskipun anak-anak Suriah akan dibanjiri permen dan hadiah untuk merayakan Idul Fitri, kemungkinan besar akan menjadi orang yang paling membahagiakan. Sebaliknya, orang dewasa Suriah mungkin akan merasa sakit lantaran harus menghabiskan liburan di rumah.
Abdullah Halabi adalah satu dari sekitar 30.000 pengungsi yang tinggal di sebuah kamp untuk orang-orang Suriah di Akçakale, sebuah kota di perbatasan dengan Syria.
“Saya berharap bisa menikmati liburan di tanah air saya seperti yang dilakukan tradisi umat Islam Suriah. Namun hal ini terasa mustahiltapi jelas tidak mungkin dilakukan beberapa lama,” ungkap Halabi kepada Anadolu Agency (AA).
Halabi teringat bagaimana dulu dia menghabiskan liburan di Suriah, di mana mereka biasa bangun shubuh untuk melakukan sholat Id. Mereka kemudian akan mengunjungi makam orang-orang terkasih mereka untuk memanjatkan doa sebelum melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menemui kerabat.
“Kini, kami tidak bisa mengunjungi kerabat yang masih hidup atau yang sudah meninggal,” keluh Halabi. Ia menjelaskan bahwa setiap warga Suriah telah melarikan diri ke negara lain sejak perang dimulai, atau terbunuh akibat serangan oleh rezim Assad.
Halabi menambahkan dirinya kini mulai terbiasa dengan kebiasaan Ramadhan di Turki. “Saya mulai terbiasa dengan tradisi Ramadhan rakyat Turki. Meski kami menantikan untuk menghabiskan bulan Ramadhan berikutnya di Suriah setelah Assad lengser,” ungkap Halabi.
Muhammad Hussain tiba di Turki sebagai pengungsi lima tahun lalu. Seperti Halabi, Hussain merasa sedih di hari Libur Idul Fitri. Namun Hussain mengaku senang bisa merayakan Idul Fitri dengan kerabat, saudara, dan teman Turkinya.
Kembali ke Suriah hanyalah mimpi bagi Hussain, meski puluhan ribu orang Suriah telah kembali ke negara mereka selama sepekan terakhir sejak Turki membuka dua penyeberangan perbatasan. Hussain mengatakan dia tidak bisa kembali ke Suriah karena kampung halamannya berada di daerah yang tidak aman untuk kembali. []