TURKI–Dengan membawa koper, tas dan balita, ribuan pengungsi kembali ke Suriah dari Turki dengan berjalan kaki pada Kamis (22/06/2017) menjelang perayaan Idul Fitri yang menjadi tanda berakhirnya bulan suci Ramadan.
Turki telah menjadi tuan rumah bagi 3 juta imigran Suriah sejak awal perang sipil pada 2011, populasi pengungsi terbesar di dunia.
Saat ini Ankara memperbolehkan para pengungsi Suriah untuk kembali ke Turki dalam waktu sebulan jika mereka ingin pulang ke kampung halaman mereka untuk merayakan libur Idul Fitri, dikutip dari middleeastmonitor
Beberapa dari pengungsi mengatakan mereka ingin memulai kembali hidup di tanah kelahiran mereka, dan akan kembali dalam sebulan jika hal itu tidak berhasil, sementara yang lain mengatakan mereka ingin kembali ke Suriah demi kebaikan, sembari menceritakan sulitnya menemukan pekerjaan di Turki.
“Di satu hari anda dapat menemukan pekerjaan, di lain hari tidak,” kata Sevsen Um Mustafa sembari dia berjalan melewati perbatasan dengan dua anak perempuan di gandengannya. “Kadangkala mereka membuatmu bekerja tetapi mereka tidak menggaji. Bahkan jika mereka melakukannya, gajinya tidak cukup.”
“Bahkan bau tanah Aleppo lebih baik dari di sini,” kata mantan penduduk Aleppo. “Aku lebih baik mati daripada kelaparan di sini.”
Mayoritas pengungsi Suriah di Turki hidup di luar kamp yang dibangun pemerintah dan berjuang memenuhi kebutuhan makanan, sewa dan pakaian yang biasanya melebihi pendapatan mereka.
Pemerintah Turki, yang memperketat perbatasannya setelah kesepatakan 2016 dengan Uni Eropa untuk memangkas mingrasi ilegal, memperkirakan telah menggelontorkan sekitar 25 miliar dollar untuk menampung pengungsi.
Otoritas berwenang tidak memberikan angka mengenai berapa banyak penduduk Suriah yang sejauh ini telah kembali. Saksi mata mengatakan sekitar 3.000 orang menyebrang dengan berjalan kaki melalui perbatasan Cilvegozu menuju Suriah dalam waktu beberapa jam.[]