JAKARTA–Penggunaan gula rafinasi impor untuk industri makanan dan minuman (mamin) masih sulit digantikan oleh gula lokal. Adanya bakteri pada gula lokal dan suplainya yang tidak teratur, serta harga mahal, membuat pengusaha makanan dan minuman, memilih gula impor.
Ketua Asosiasi Industri Kecil dan Menengah Agro Suyono mengatakan, pengusaha makanan dan minuman (mamin) kelas kecil dan menengah masih amat membutuhkan impor gula rafinasi bagi keberlangsungan usaha mereka. Ia menjelaskan, ada tiga alasan gula rafinasi dari impor sulit digantikan gula lokal bagi industi mamin.
“Yang pertama gula rafinasi itu tidak mengandung molasis, yaitu sampah mikro, bakteri dan kuman, yang masih menempel di gula. Ketika ada molasis, makanan kami akan cepat kedaluwarsa,” ujar Suyono, yang juga pengusaha Dodol Garut, Senin (22/1/2019).
BACA JUGA: Sandiaga Uno: Masa Negara yang Kaya Raya Ini Harus Impor Beras?
Suyono menjelaskan, jika menggunakan gula lokal, saat makanan diekspor, misalnya dodol ke Timur Tengah, akan berjamur dan kedaluwarsa karena adanya bakteri tersebut.
“Kita biasa eskpor dodol itu ke Abu Dhabi sampai di sana pasti jamuran kalau pakai gula lokal, karena di perjalanan bisa 20 hari, dengan kondisi kontainer panas. Jadi, memang gula lokal tidak cocok untuk dodol,” tutur pengusaha dodol garut ini.
Sedangkan jika menggunakan gula impor, dodol bisa bertahan hingga satu tahun. Hal itu karena tidak adanya molasis dalam kandungan gula.
BACA JUGA: Dirasa Masih Kurang, RI Tambah 30 ribu Ton Jagung Impor
Alasan kedua, gula rafinasi selalu tersedia dari Januari sampai Desember. Sedangkan gula lokal, harus menunggu musim panen yang pasokannya tidak selalu tersedia.
Alasan terakhir adalah soal harga. Suyono menyebutkan, harga gula lokal bisa lebih mahal hingga Rp2.000 per kilogramnya dibandingkan gula rafinasi. Jadilah pengusaha lebih memilih gula rafinasi karena lebih murah.
“Kami siap beli gula dalam negeri kalau kualitasnya sudah sama dengan rafinasi. Nasionalisme saya tidak perlu dipertanyakan lagi. Saya ini anak petani miskin asli Ciamis, saya juga ingin petani tebu Indonesia sejahtera,” demikian Suyono. []
SUMBER: TEROPONGSENAYAN