ANDA pasti tidak asing lagi dengan nama Imam Bukhari. Salah satu ahli hadits yang termasyhur. Beliau sejajar dengan Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Majah. Dalam buku-buku fiqih dan hadits, hadits-hadi yang diriwayatkannya memiliki derajat yang tinggi.
Namun tahukah Anda bahwa tempat kelahiran Imam Bukhari, kota Bukhara, merupakan salah satu kota yang menyaksikan sejarah dan kebesaran peradaban Islam. Kota ini memenuhi dunia dengan sains berkat ulama-ulama yang berasal dari sana.
Namun, pendudukan Tatar datang dan menjatuhkan kota itu di tangan pasukan Genghis Khan, pada 801 tahun yang lalu. Setelah Bukhara dikepung selama tiga hari, orang-orang Mongol mengusir warga Bukhara dan membunuh orang-orang yang tinggal di dalam kota serta mengakhiri tindakan brutal mereka dengan membakar kota.
Menurut situs resmi UNESCO, kota Bukhara, yang sekarang terletak di negara bagian Uzbekistan, didirikan hampir 2.000 tahun yang lalu.
BACA JUGA: Keindahan Kota Bukhara sebagai Gudang Pengetahuan Umat Islam
Kota Bukhara dengan struktur perkotaannya kini sebagian besar masih utuh. Ada bukti arkeologi selama bertahun-tahun, termasuk Makam Ismail Al-Samani, yang dianggap sebagai salah satu mahakarya arsitektur Islam abad ke-10, selain sejumlah besar sekolah yang berasal dari abad ke-17.
Meski demikian, kota ini kehilangan banyak monumen bersejarahnya, sebagaimana dikonfirmasi situs UNESCO. Karena hanya sedikit yang tersisa dari monumen di Bukhara setelah invasi Mongolia Genghis Khan pada 1220 dan Timor pada 1370. Namun masih ada sisa monumen Arsitektur yang berasal dari periode Shebani pemerintahan Uzbek, yaitu, dari awal abad keenam belas dan seterusnya.
Bukhara telah dikaitkan dalam waktu yang lama sebagai pusat budaya penting dalam peradaban Islam dan di negara-negara Asia Tengah. Bukhara merupakan pusat utama kebudayaan Islam selama berabad-abad dan menjadi pusat kebudayaan utama bagi Kekhalifahan Abbasiyah pada abad ke-8 Masehi.
Kota Bukhara muncul jauh sebelum Islam, dan namanya dalam bahasa China adalah “Noumi”. Adapun asal-usul nama ‘Bukhara’ sendiri mengacu pada kata Turki-Mongolia ‘Bakhur’, yang berarti pertapaan atau biara. Dan memang, di kota itu terdapat kuil Buddha yang besar sebelum datang era Islam. Besar kemungkinan itulah mengapa dinamai Bukhara
Namun, ada versi lain yang lebih masyhur mengenai penamaannya. Kota itu dinamai Bukhara karena jumlah ulama di sana banyak. Bukhara sendiri berarti ‘banyak ilmu’. Menurut banyak sumber sejarah, kota kuno ini didirikan 500 tahun sebelum kelahiran Nabi Isa.
Islam kemudian masuk diperkirakan pada 674 Masehi. Sebagian besar catatan sejarah setuju bahwa umat Islam pertama yang menyeberangi sungai menuju pegunungan Bukhara adalah Ubayd Allah ibn Ziyad, gubernur Khurasan pada tahun 674 M.
BACA JUGA: Ini 4 Kota Pusat Peradaban Islam yang Pernah Dihancurkan Mongol
Ulama, ahli hukum dan hadits yang memenuhi dunia dengan ilmu, sebagian besar dikaitkan dengan Bukhara. Di antaranya ialah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, yang memiliki karya al-Jami al-Shahih atau yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.
Tokoh lainnya adalah Ibnu Sina yang dikenal sebagai seorang filsuf dan tabib, lalu Abu Hafs Umar bin Mansur al-Bukhari dikenal sebagai “al-Bazzar”, Imam Al-Hafiz Muhadith Bukhari, Abu Zakaria Abdul Rahim bin Ahmed bin Nasr Al-Bukhari Al-Hafiz, Abu Al-Abbas Ahmad bin Abdul Wahid Al-Maqdisi Al-Hanbali, yang juga biasa dipanggil Al-Bukhari. Tokoh sufi pun lahir dari Bukhara, yaitu Bahaa Al-Din Al-Naqshbandi, syekh tersohor dari tarekat sufi. []
SUMBER: REPUBLIKA