ISU resesi ekonomi semakin gencar diberitakan media-media nasional maupun luar negeri. Pandemi covid-19 disebut-sebut sebagai penyebab utama dari resesi ini. Namun mungkin di antara kita masih banyak yang bingung dengan penjelasan soal resesi ekonomi tersebut.
Dikutip dari Forbes, resesi ekonomi terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) negatif, meningkatnya pengangguran, penurunan penjualan ritel dan kontransi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang lama.
Resesi ekonomi bisa disebabkan oleh beberapa faktor:
1 Guncangan ekonomi yang mengganggu kinerja finansial
Pada 1970-an, OPEC pernah memutuskan pasokan minyak ke AS tanpa pemberitahuan yang menyebabkan resesi di negara tersebut.
BACA JUGA:Â Resesi dan Bahaya Hoax Ajakan Penarikan Dana Perbankan
2 Utang yang berlebihan
Jumlah utang berlebihan individu atau bisnis sehingga membuatnya tak mampu membayar tagihan, dapat menyebabkan kebangkrutan kemudian membalikkan perekonomian.
3 Gelembung aset
Hal ini terjadi ketika investasi didorong oleh emosi. Misalnya pada 1990-an saat pasar saham mendapat keuntungan besar. Mantan Pemimpin FED, Alan Greenspan sering mengungkapkan istilah dengan nama “kegembiraan irasional.”
Investasi yang didorong oleh emosi ini menggembungkan pasar saham, sehingga ketika gelembungnya pecah, maka akan terjadi panic selling yang tentunya dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.
4 Inflasi yang tinggi
Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk bagi ekonomi. Tetapi inflasi yang “berlebihan” dapat membahayakan resesi.
Bank Sentral AS maupun Bank Indonesia, umumnya menaikkan suku bunga untuk menekan aktivitas ekonomi. Inflasi yang tak terkendali adalah masalah yang pernah dialami AS pada tahun 1970-an.
BACA JUGA:Â 300 Ribu Orang Kehilangan Tempat Tinggal Akibat Ledakan di Libanon, Sebagian Besarnya Muslim
5 Deflasi yang tinggi
Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi dapat menjadi lebih buruk.
Deflasi adalah saat harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah menyusut, yang selanjutnya menekan harga. Ketika deflasi lepas kendali, orang dan bisnis berhenti berbelanja, mana hal ini berdampak pada ekonomi suatu negara.
Deflasi yang tak terkendali pernah dialami Jepang yang menyebakan resesi. Jepang berjuang sepanjang tahun 1990-an untuk keluar dari resesi tersebut. []
SUMBER: TIRTO