PERINTAHKAN kebaikan, cegahlah keburukan atau amar ma’ruf nahi munkar. Bila tidak, Allah akan kuasakan atas kalian seseorang yang penuh kezaliman dan tak hargai orang tua serta kasih sayang anak dan wanita. Saat itu orang-orang shalih berdoa. Allah tak terima doanya. Mereka meminta pertolongan. Allah tak menolongnya. Mereka minta ampun. Allah tak mengampuninya.
Ustadz Yusuf mansur dalam bukunya yang berjudul Hikmah dari Langit menjelaskan, memerintahkan kebaikan dan mencegah kejahatan atau yang biasa dikenal dengan amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban kaum muslimin yang tidak boleh terputus sejak Islam berdiri hingga akhir zaman. Harus ada oang yang selalu berdakwah, baik menyampaikan kebaikan maupun mencegah keburukan. Kalau tidak yang amar ma’ruf nahi munkar, akibatnya sungguh fatal.
Akibat yang paling fatal adalah hadirnya seorang pemimpin yang zalim. Sebuah negeri yang dipimpin oleh orang yang zalim merupakan seburuk-buruk negeri. Bagi negeri yang pemimpinnya zalim disebabkan mandegnya kegiatan amar ma’ruf nahi munkar, kezalimannya luar biasa.
BACA JUGA: 3 Amalan yang Paling Besar Pahalanya
Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Seberapa dahsyat luar biasanya? Dikatakan, di antara kezalimannya adalah tidak menghargai orang tua dan tidak kasih sayang kepada anak-anak dan kaum wanita. Padahal dalam kondisi normal, fitrahnya orang tua itu seharusnya dihargai sementara anak-anak dan wanita wajib disayangi.
Oang tua karena mereka telah berjasa patut untuk diberikan penghargaa, tidak saja oleh anaknya sendiri tapi juga oleh mereka yang lebih muda darinya. Anak-anak dan wanita kaum yang lemah sehingga mereka memerlukan perlindungan serta kasih sayang.
Dengan kezaliman pemimpin ini, kondisinya justru terbalik. Banyak orang tua yang hidupnya terlunta-lunta dibiarkan. Banyak pengemis di pinggir-pinggir jalan adalah orang-orang tua. Para wanita dilecehkan dengan menempatkan mereka sebagai objek seksual belaka. Anak-anak bukannya diberikan pendidikan atau dikembangkan kreativitasnya. Namun tenaga mereka dimanfaatkan untuk bekerja di pabrik-pabrik atau diperdagankan. Ini sungguh kezaliman yang buruk.
Lalu para orang-orang shalih tadinya tidak mau amar ma’ruf nahi munkar merasa kezaliman ini harus diubah. Mereka berdoa kepada Allah agar sang pemimpin dicabut kekuasaannya dan digantikan oleh seorang pemimpin yang adil.
Namun karena mereka tetap tidak mau amar ma’ruf nahi munkar, doanya tidak terkabul. Allah tetap menempatkan pemimpin yang zalim kepada mereka, meskipun berkali-kali terjadi pergantian pemimpin. Selalu yang memimpin negeri itu adalah mereka yang zalim.
Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Mereka, orang-orang shalih itu juga memohon pertolongan agar negrinya menjadi baldatun thayyibah, negeri yang adil dan makmur. Namun sekali lagi Allah tidak menolongnya. Sampai akhirnya mereka meminta ampun atas segala kesalahan yang mereka lakukan selama ini, Allah tetap tidak mengampuninnya.
Hal ini semata-mata karena ada satu kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh masyarakat itu, terutama para ulamanya. Yaitu kewajiban amar makruf nahi munkar. Jadi, kewajiban satu ini mau tidak mau harus dilakukan meskipun tantangannya besar, kalau tidak ingin negerinya kacau.
Rasulullah SAW pernah bersabda tentang pentingnya amar ma’ruf nahi munkar.
“Hendaklah kamu beramar makruf (menyuruh berbuat baik) dan benahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdoa dan tidak dikabulkan (doa mereka).” (HR. Abu Dzar).
Selain itu, amar ma’ruf nahi munkar merupakan prinsip dasar agama Islam yang harus dilakukan oleh setiap muslim.
BACA JUGA: Amalan yang Bisa Selamatkan dari Siksa Kubur
Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Dalam ayat lain, Allah SWT juga memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar, karena perilaku ini merupakan perbuatan yang dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya. Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِىَّ ٱلْأُمِّىَّ ٱلَّذِى يَجِدُونَهُۥ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإِنجِيلِ يَأْمُرُهُم بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَىٰهُمْ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ ٱلْخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَٱلْأَغْلَٰلَ ٱلَّتِى كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُوا۟ ٱلنُّورَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ ۙ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
“(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang beruntung.” []