IKHLAS yaitu membersihkan do’a dan amal dari segala yang mencampurinya dan menjadikannya hanya untuk Allah semata, yang tiada sekutu bagi-Nya, tidak ada riya’, tidak pula berbangga diri, bukan mengharap materi yang bakal sirna dan bukan pula karena berpura-pura melainkan mengharap pahala dari Allah, dan takut kepada adzab-Nya serta mengharap keridhaan-Nya.
Dalam hal berdoa, tentunya kita harus menghadirkan keihklasan dalam hati kita. Bukan hanya menginginkan apa yang kita hajatkan, tapi kita pun harus memurnikan niat kita bahwa setiap apa yang kita hajatkan dalam doa hanyalah semata-mata untuk mendekatkan diri kita pada Allah SWT.
Karena pentingnya ikhlas dalam segala hal, maka Allah telah memerintahkan ikhlas dalam al-Qur’an yaitu firman-Nya,
1. “Katakanlah, “Rabbku menyuruh menjalankan keadilan.” Dan (Katakanlah), “Luruskan muka (diri)mu di setiap sholat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan keta’atanmu kepadaNya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya.” (QS. al-A’raf: 29).
2. “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).” (QS. Ghafir [40]: 14).
3. “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” (QS. az-Zumar [39]: 3).
4. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. al-Bayyinah [98]: 5).
Dari Abdullah Ibnu Abbas RA ia berkata, bahwa suatu hari saya duduk di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda kepada saya,
“Wahai pemuda, saya akan mengajari kamu beberapa kalimat; peliharalah Allah (suruhan dan larangan-Nya) niscaya Allah memeliharamu, peliharalah Allah tentulah engkau mendapati-Nya di hadapanmu. Apabila engkau memohon sesuatu, mohonlah kepada Allah, dan apabila engkau meminta sesuatu pertolongan mintalah kepada Allah, ketahuilah walaupun berkumpul seluruh umat untuk mendatangkan suatu kemanfaatan untukmu, tidaklah mereka itu dapat berbuat apa-apa kecuali sekadar yang Allah tetapkan untukmu. Dan jika berkumpul pula seluruh manusia untuk mendatangkan suatu kemelaratan (kesusahan) kepada engkau, tidak juga mereka itu sanggup berbuat apa-apa, melainkan hanya sekadar yang Allah telah tetapkan terhadapmu. Telah diangkat kalam (mata pena) dan telah kering segala lembaran tulisan. ” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Memohon kepada Allah berarti berdo’a kepada-Nya dan mengharapkan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT,
“Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisa [4]: 32). []
Sumber: E-book Agar Doa Dikabulkan Berdasarkan Al-Qur’an & As-Sunnah/Karya: Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf al-Qahthani/Penerbit: Darul Haq-Jakarta