SETIAP manusia pasti tidak bisa hidup seorang diri. Mengapa? Karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap manusia untuk menjalin silaturahmi yang baik dengan orang lain. Jangan kita mengikuti nafsu semata. Yang akibatnya akan memutuskan tali silaturahmi.
Silaturahmi bukanlah murni adat istiadat, namun ia merupakan bagian dari syariat. Amat bervariasi cara agama kita dalam memotivasi umatnya untuk memperhatikan silaturahmi. Terkadang dengan bentuk perintah secara gamblang, janji ganjaran menarik, atau juga dengan cara ancaman bagi mereka yang tidak menjalankannya.
BACA JUGA: Silaturahim yang Sering Terlupa
Allah Ta’ala memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat, “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Serta berbuat baiklah kepada kedua orangtua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman, musafir dan hamba sahaya yang kalian miliki. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” (QS. An-Nisa’: 36).
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menerangkan bahwa silaturahmi merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia bersilaturahmi,” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah).
Beliau juga menjanjikan bahwa di antara buah dari silaturahmi adalah keluasan rezeki dan umur yang panjang, “Barang siapa menginginkan untuk diluaskan rezekinya serta diundur ajalnya; hendaklah ia bersilaturahmi,” (HR. Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).
Dalam hal bersilaturahmi misalnya kita bisa mencontoh semut dan lebah. Semut binatang kecil pemakan gula tapi tidak pernah sakit gula (diabetes). Resepnya, pertama karena semut senang bersilaturahmi. Tengoklah setiap berpapasan antara sesama semut sejenis mereka saling “bersalaman” yang terlihat dari kedua kepalanya saling ketemu. Kedua, bila seekor semut menemukan rezeki, mereka tidak mau makan sendiri tapi memberi tahu semut-semut lainnya. Setelah berkumpul, baru makanan itu mereka bawa kesatu tempat dan dinikmati bersama. Demikian juga lebah. “Lebah sangat disiplin dan mengenal pembagian kerja yang sangat baik. Sarangnya dibangun berbentuk segi enam, yang telah terbukti sangat ekonomis dan kuat dibandingkan bila segi empat atau lima.” Antara tulis Ir. Permadi Alibasyah dalam bukunya “Bahan Renungan Kalbu.” Menurut penyelidikan setiap sarang lebah dihuni oleh kurang lebih 90.000 ekor lebah. Karena masing-masing mentaati aturan mereka bisa hidup rukun dan tidak pernah terjadi perkelahian.
BACA JUGA: Kenapa Harus Silaturahim? Karena…
Dari firman Allah, hadits Rasul SAW dan beberapa contoh dalam kehidupan ini, jelas bahwa silaturahmi sangat bermanfaat bagi manusia. Maka dari itu, kita sebagai makhluk yang diberi akal, gunakanlah akal ini dengan baik. Karena akal merupakan anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT. Semut dan lebah saja dapat hidup rukun, walaupun mereka tidak memiliki akal. Jadi, kita juga harus bisa seperti hewan tersebut, yang menjalin silaturahmi dengan baik. Serta peduli akan sesama. [rika/islampos/fatwarohman/salafiyunpad]